Ck .. setelah tadi siang aku berkata seperti itu , masih sempat – sempatnya dia menyelimutiku seperti ini ?! Benar – benar keras kepala !
Ku sibakkan selimut yang menutupiku , lalu pergi ke kamar mandi . Lalu aku pun keluar dari kamar. Ku lihat lampu ruang tamu dan yang lainnya belum di nyalakan . Apa dia pergi dari rumah lagi ? Bodoh !
Sejak kejadian itu aku tidak melihat Ji Eun kembali kerumah . Ku telfon ke handphonenya tetapi nomernya tidak aktif , aku terlfon ke rumahnya tapi tidak ada yang menjawab . Ah , sudahlah ! Bagus kalau dia tidak ada ! Jadi aku tidak harus melihat wajahnya dan merasa kesal setiap hari .
TRILITT .. TRILITT … TRILITT ..
Aku terbangun karena mendengar suara yang sangat menggangguku. Aku mencoba menghiraukannya tetapi bunyi itu berlanjut , akhirnya dengan berat hati ku buka mataku . Ah , ternyata jam weekerku berbunyi , ku coba matikan alarmnya . Aku tersentak ! Jam 08:00?! Sial , aku terlambat ! Segera aku bangun dari tempat tidurku da berlari kekamar mandi . Sial ! air panasnya belum di siapkan ! Jadi Ji Eun itu belum pulang juga ?! Aku pun segera mengisi air bak dengan air biasa dan mandi secepat mungkin . Lalu aku pergi ke ruang makan . Ku lihat meja makan kosong . Ah , aku lupa Ji Eun tidak ada . Sudahlah , aku makan di kantor saja nanti . Aku pun segera keluar rumah dan menaiki mobilku , segera meluncur ke kantor . Sesampainya di kantor aku dimarah habis – habisan karena ternyata ada rapat penting yang harus aku hadiri . Hari ini benar – benar sial!
Hari – hari terus berlalu , sudah dua minggu ini Ji Eun benar – benar tidak pulang kerumah . Hei ! Kenapa aku jadi mengkhawatirkannya ?!Seharusnya aku senang kan?! Bodoh !!
RING .. RING .. RING
Handphoneku berbunyi , nama Dokter Park muncul di layar handphoneku. Dokter Park adalah dokter pribadi keluargaku. Tumben dokter Park menelfon ?! Apa penyakit ayah kambuh lagi ?! Segera ku tekan tombol answer di layar handphoneku,
“Tuan Kibum , maaf saya mengganggu anda “
“Ya , tidak apa – apa . Ada apa ? Apa penyakit ayah kambuh lagi ?”
“Tidak, ini bukan masalah ayah tuan tapi masalah istri tuan. Kenapa tuan belum juga menjenguknya ?! Kondisinya kritis !“