Pornografi di Internet memang banyak (banget). Namun, Open VCS juga tak kalah banyak. Anak-anak kecil yang sudah pinter mainan Facebook, Twitter, Whatsapp, dan sejenisnya, lambat laun (jika tidak diawasi), bukan mustahil akan masuk pada fenomena VCS ini.
Kemudian rela berbohong kepada orang tua untuk minta uang, eh tahu-tahu uangnya buat beli jasa Open VCS. Kan kalau kek gini rusak namanya...
3. Mengurangi Sumber Daya Manusia Berkualitas
Dampak selanjutnya adalah mengurangi kualitas SDM. Bayangkan, jika dari kecil mainannya sudah gituan, maka kalau kek gitu terus, gedenya mau jadi apa?
Meski negeri ini butuh banyak SDM berkualitas, kalau memang buktinya nggak berkualitas, mau gimana lagi?
Baca juga: Fenomena VCS, PS, PAP, dan Private Video Berbayar
4. Mengganggu Aspek Lainnya
Pemerintah akan bingung menentukan kebijakan tentang Open BO ini. Kenapa?
Karena kalaupun mau dilarang, mana bisa? Itu kan hak-hak yang Open. Kalau mereka nggak Open BO atau VCS terus meninggal kelaparan? Apa pemerintah mau tanggung jawab?
Hal ini terasa seperti buah simalakama jika diteruskan.
Dampaknya pada agama juga nyata. Bahkan dalil-dalil dipelintir untuk membolehkan Jasa Open BO. Hingga kemanuisaan dijungjung, bukan untuk bersinergi dengan sistem agama, akan tetapi untuk menginjak atau bahkan merusak sistem agama.
Pendidikan juga berpengaruh. Kualitas pendidikan bangsa dipertanyakan. "Masak sudah lulus kuliah S1, terus Open BO sih?" atau "Masak kuliah S1, sampingannya Open VCS sih?"
Beberapa dampak di atas adalah dampak standar yang umum. Jika ditelisik lebih mendetail tentang moralitas, emansipasi, hingga kualitas harga diri seorang manusia, maka akan panjang. Mungkin di pemabahahan selanjutnya...