Cara sederhananya adalah kita cukup sadar diri bahwa kita adalah pendidik yang di depan memberi teladan, di antara murid memberi semangat dan di belakang murid memberi dukungan. Seberapa besar apapun masalah kita di luar sekolah, kita perlu lepaskan sebelum kita masuk ke sekolah.
Pendidik perlu tampak sederhana dan bersahaja, bukan mentereng dengan berhiaskan perhiasan yang gemilau, atau juga dengan kesombongan kecerdasannya yang sempit dan gelar pendidikannya yang tinggi. Pendidik juga tidak boleh tampak susah, kere (miskin), penuh amarah, wajah tampak kurang cerdas, hal ini dapat menurunkan nilai seorang pendidik.
Pendidik cukup menggunakan pakaian yang rapi, bersih, harum, tertata dalam busana, rambut, dan juga raut wajah. Tampillah layaknya seorang profesional yang siap mendidik murid dan membantu orangtua untuk mendidik putra-putri mereka.Â
Pendidik tetap terus mengasah pengetahuannya, selalu belajar dan berkarya agar terus menjadi pendidik yang update dan terus upgrade atau pendidik yang kekinian dan berkembang.
Di saat mendidik remaja, pahamilah bahwa mereka adalah seseorang yang sedang dalam masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Di masa transisi tentu mereka memiliki masalah yang kompleks, hingga mereka sendiri terkadang tidak memahami masalah mereka. Untuk itu pendidik perlu memahami hal ini dan membantu mereka dengan memberi dukungan dan juga ketegasan dalam hal-hal yang membangun mereka kelak.Â
Kelonggaran dan pembiaran terhadap hal-hal yang disiplin dapat membuat remaja menjadi sosok yang kurang memahami nilai dan mereka dapat menjadi pribadi yang semaunya alias sulit diatur ke depan.Â
Kelak di usia dewasa awal mereka dapat menjadi pribadi yang sulit menyelesaikan segala yang ditargetkannya, sehingga berbagai kegagalan dapat menghantuinya.
Masa remaja adalah masa emas bagi seseorang untuk mencapai segala hal yang ia harapkan, karena di masa ini kekuatan fisik sangat optimal dan kekuatan mental pun sangat berani dan tidak takut untuk mencoba sesuatu yang menantang, karena itu jika pendidikan remaja diberi sesuatu yang berkualitas dan optimal remaja dapat menjadi bintang di usia ini.
Prinsip untuk sebuah kedisiplinan perlu dipahami oleh pendidik sebelum menerapkan kepada remaja, karena remaja saat ini tidak serta merta menerima apa yang diatur oleh sekolah. Mereka memerlukan alasan yang kuat mengapa aturan disiplin ini dan itu diterapkan. Kepala Sekolah wajib dapat menjelaskan dengan baik kepada para pendidik terkait filosofi dasar yang melatar belakangi aturan disiplin yang dibuat, jika pendidik sudah memahaminya, maka murid dapat diajak dan disosialisasikan perihal kedisiplinan ini.
Misal disiplin tidak menggunakan perhiasan ke sekolah, filosofi dari kedisiplinan ini adalah murid perlu memahami bahwa mereka cukup indah ke sekolah dengan berseragam saja, biarlah perhiasan digunakan di tempat yang semestinya seperti ke pesta atau ke mal.Â
Sekolah adalah tempat untuk pendidikan dan larangan menggunakan perhiasan adalah bagian dari pendidikan agar murid dapat hidup lebih sederhana, selain itu perhiasan berisiko hilang dan rusak selama berkegiatan.