Sebagian besar murid baik murid perempuan dan laki-laki menangis terharu dalam sesi renungan ini, air mata mereka memiliki beragam makna ada yang menangis karena merasa bersalah, ada yang merasa bangga dengan kehadiran orang tua mereka, ada yang merasa rindu karena salah satu orang tua mereka meninggal, ada yang merasa sedih karena orang tua mereka bercerai, dan ada juga yang terbawa situasi mendengar temannya menangis lalu ikut menangis.
Setelah sesi renungan terhadap orang tua dilakukan, penulis meminta para murid untuk menuliskan surat cinta kepada orang tua mereka yang isinya di antaranya adalah ucapan terima kasih, permintaan maaf atas kesalahan yang pernah terjadi, harapan ke depan yang ingin dicapai.Â
Sesi menulis surat ini tidak mudah dilakukan oleh para murid, karena budaya generasi ini sudah sangat langka mereka menulis surat ke seseorang apalagi ke orang tua mereka.Â
Terlihat ada beberapa murid yang bingung belum dapat menulis apapun dalam waktu 2 menit, mereka seperti berhenti di sebuah perempatan, bingung mau ke arah mana untuk menulis.
Ini menjadi dinamika yang baik untuk para murid, walau mereka adalah 'Native Digital' namun mereka perlu tetap diajarkan dasar ketrampilan hidup manusia awal yaitu mengandalkan pena dan kertas.Â
Acara menulis ini penulis beri waktu cukup panjang kurang lebih 10 menit agar para murid dapat mengungkapkan isi hati mereka dengan baik dalam tulisan tangan mereka yang murni.
Tiba di sesi akhir acara motivasi, penulis mengajak para murid untuk berani menaruh target yang cukup tinggi dalam pencapaian presatasi belajar mereka, mereka wajib menuliskan angka capaian target dalam 3 mata pelajaran penting yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA.Â
Penulis memastikan kepada para murid bahwa target itu sesuatu yang perlu upaya lebih untuk mencapainya, sehingga para murid paham apa itu target.
Penulisan target pun penulis ajarkan agar membantu kedalaman mental mereka dalam memunculkan kesungguhan dan memberi efek sugesti yang kuat untuk mau mencapainya, penulis meminta para murid untuk menuliskan dalam ukuran huruf dan angka yang besar sebesar telapak tangan mereka, lalu diberi warna dan diberi hiasan gambar yang membuat target itu sebagai bagian yang indah, mengungah untuk diraih.
Akhir sesi, penulis mengajak para murid untuk menancapkan semua yang dipelajari dalam waktu singkat ini dengan bertepuk tangan yang gembira, karena telah lahir pribadi-pribadi yang penuh semangat, berbakti kepada orang tua, penuh ketekunan, penuh tanggung jawab dan juga pejuang yang memiliki target.