Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengubah Kebiasaan 6 Tahun dalam Waktu 30 Menit

25 April 2023   21:16 Diperbarui: 27 April 2023   14:19 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak nurut dengan orangtua (Sumber: Freepik)

Sebagai seorang yang menerjuni dunia hypnotherapy, penulis memiliki sebuah cerita yang sangat memberi penulis penguatan pemahaman tentang bagaimana anak itu belajar yang akan penulis sharing dalam tulisan ini.

Suatu ketika klien penulis adalah seorang anak yang berusia kelas 1 SD. Klien ini terbilang cukup unik dalam kasus yang diminta untuk dibantu dicarikan solusi. 

Orangtua klien ini meminta penulis untuk memberikan pendekatan agar anak mereka mau makan nasi utuh bukan nasi dilunakan menjadi bubur.

Anak ini katakan namanya Andi, Andi sudah tidak makan nasi dalam bentuk utuh sejak lahir hingga usia kelas 1 SD. Andi ini hanya makan nasi yang sudah diblender atau dilunakan bersama sayur dan lauknya. Perlakukan ini berlangsung cukup lama, dan menurut cerita, orangtua sudah mencoba untuk memberikan Andi nasi utuh, namun Andi menolak dengan memuntahkan nasi tersebut, sehingga orangtua terpaksa memberikan nasi yang dilunakan agar Andi tetap mau makan.

Ketika permintaan orangtua Andi disampaikan ke penulis, agar anak mereka bisa makan nasi dalam ukuran utuh, dan juga di saat orangtua Andi bercerita lamanya Andi tidak makan nasi utuh, membuat penulis berpikir keras untuk mencari solusi sugesti yang tepat agar Andi mau makan nasi utuh. 

Syukurlah waktu itu, penulis tetap berupaya tenang walau cukup stres karena tuntutan orangtua Andi dan juga kasus yang dihadapi adalah kasus yang baru penulis dapatkan.

Awal bertemu Andi, perlu sekali penulis tegakkan sebuah pengantar yang baik yang memberikan pengukuhan bahwa penulis adalah orang yang bersahabat dengan Andi, bukan yang mengancam atau pemberi hadiah cuma-cuma ke Andi. 

Pengukuhan awal ini sangat penting dibuat atau dikondisikan agar klien merasa nyaman dan mau bekerjasama dengan hipnoterapisnya guna memasukan sugesti baik yang kelak mengubahnya.

Menit-menit awal yang menentukan dapat penulis lewati, dengan melakukan pendekatan bahasa tubuh yang terbuka, mendekat, juga bukan mengintimasi, selanjutnya tekanan atau volume suara yang menguatkan kenyamanan bagi klien. 

Penulis memulai dengan mengikuti arahan dari klien, waktu itu Andi sangat senang sekali menunjukkan hewan peliharaannya yaitu berupa kura-kura dan ikan koki. 

Di saat-saat Andi fokus dengan memberikan informasi terkait hewan peliharaannya, penulis memberikan kalimat-kalimat sugesti, seperti "Wah kura-kuranya hebatnya ya, sehat dan tentu karena suka makan, iya khan Andi?"

Andi pun seketika menjawab, "Ya suka makan jadi sehat". 

Kalimat sugesti "Suka makan" ini menjadi kalimat sakti yang menerobos ke dalam bawah sadar Andi.

Saat Andi menjelaskan ikan kokinya pun, sugesti bertubi-tubi dengan kalimat yang sama, "Suka makan agar sehat", menjadi penguatan untuk membuat Andi suka makan. Walau suka makan disini yang diinginkan adalah makan nasi utuh, kita tidak perlu terlalu spesifik untuk memberi sugesti ke Andi, sementara kita perlu memastikan hal yang umum terlebih dahulu bahwa Andi juga suka makan, makan apapun yang membuat sehat.

Andi selanjutnya masih menunjukkan kebolehannya yang lain, yaitu Andi bisa menggambar. Guna fokus menggambar ke arah sugesti yang diharapkan, penulis mengarahkan Andi dengan meminta Andi untuk memulai menggambar orang dan orang itu diberi nama Andi. 

Andi pun sudah menerima penulis dengan baik, karena penulis menerima Andi apa adanya, sehingga hal ini berbalik dan Andi pun mau mengikuti perintah penulis untuk menggambar orang yang namanya Andi.

Penulis meminta Andi menuliskan nama Andi di gambar tersebut, dan Andi melakukannya. Proses sugesti sudah kuat masuk ke Andi, lalu penulis meminta Andi untuk menggambar Andi yang suka makan nasi. 

Nah disini penulis mengkerucutkan bahwa gambar orang yang namanya Andi sedang makan nasi utuh. 

Penulis memberikan gambaran masa depan ke Andi, "Lihat Andi, Andi akan tumbuh sehat dan sukses. Andi dapat menjadi orang sukses, Andi senang khan kalau Andi sukses dan sehat?"

"Ya Andi senang". 

"Baik kalau gitu bantu Andi dengan memberi makan nasi yang utuh ya, ayo digambar nasi utuhnya, nyam, nyam, nyam". 

Andi menggambarkan nasi utuh dalam bentuk butiran dan diletakan di dalam mulut gambaran orang tersebut. 

Lalu penulis minta Andi untuk mengulang kalimat sugesti, "Ayo Andi ikuti kata Pak Frengky, Andi mau makan nasi utuh agar Andi sehat dan sukses, nyam, nyam, nyam", lalu Andi pun mengulanginya sebanyak tiga kali.

Setelah rekaman sugesti diyakini penulis sudah masuk ke dalam pikiran Andi, penulis meminta orangtua Andi untuk menyiapkan nasi utuh dan sayur untuk mempraktekan bahwa Andi bisa makan nasi utuh. 

Setelah nasi utuh dan sayur disiapkan, penulis pun mengajak Andi untuk makan, dan menunjukkan bahwa Andi bisa makan nasi utuh karena Andi mau sehat dan sukses. 

Seketika itu, Andi pun duduk manis, dan langsung makan nasi utuh yang telah disediakan, tanpa penolakan. Namun karena ini yang pertama kali Andi makan nasi utuh, Andi perlu waktu untuk belajar mengunyah dan menelan nasi utuh. 

Penulis mengajarkan Andi untuk mengunyah dengan menggunakan kata-kata, "Nyam, nyam, nyam", sambil penulis praktekan bagaimana mengunyah sambil mengatakan "nyam, nyam, nyam". 

Proses ini membantu Andi untuk dapat mengunyah cukup baik, sekali lagi karena hal ini pertama kali dilakukan Andi untuk mengunyah nasi utuh sehingga kita perlu ajarin teknik sederhana agar membantu Andi mudah mengunyah.

Di saat-saat Andi makan nasi utuh, penulis terus memberi sugesti ke Andi, dengan mengatakan "Ya, Andi bisa makan nasi utuh, Andi bisa mengunyah, setiap hari Andi bisa makan nasi utuh". Sugesti ini perlu sekali untuk memantapkan tancapan sugesti lebih dalam ke pikiran Andi. 

Waktu itu penulis dan orangtua Andi sangat gembira melihat Andi mau makan nasi utuh pertama kalinya yang sebelumnya selama 6 tahun hanya makan nasi dilunakan.

Setelah Andi selesai makan nasi utuh sebanyak 1 piring tanpa sisa, penulis mengajak orangtua Andi untuk berdialog guna menyampaikan hal yang perlu diperhatikan orangtua Andi dan juga menjelaskan proses sugesti yang penulis berikan ke Andi agar orangtua Andi memahami hal ini sebagai bentuk teknik komunikasi bukan sesuatu yang irrasional.

Penulis jelaskan kepada orangtua Andi bahwa Andi adalah seorang anak yang masih lugu, masih sangat mudah untuk dibentuk, orangtua perlu tegas mengarahkan Andi. 

Tegas itu bukan keras, tegas itu ajak anak kita ke arah yang terus meningkat bukan menurun, jadi ketika Andi sudah waktunya makan nasi utuh, maka kita perlu cari cara agar hal itu terjadi, dan bukan mengalah karena Andi muntah untuk pertama kali makan nasi utuh. 

Sebagian anak terbentuk karena ulah orangtua yang kurang kreatif mengarahkan anaknya untuk meningkat dalam capaian yang disesuaikan dengan tugas perkembangan anak.

Penulis juga sampaikan bahwa mengubah anak itu bukan seketika kita bisa ubah mereka, "Lihat yang saya lakukan selama kurang lebih 30 menit yang lalu, saya menerima dulu dunia Andi dengan segala kesukaannya, namun saya tidak terbenam dalam dunia Andi, namun saya tetap ingat tugas saya untuk mengajak Andi bisa makan nasi utuh, sehingga saya perlu waspada kapan waktu yang tepat untuk memberi sugesti ke Andi agar ia menerima sugesti untuk makan nasi utuh". 

Penulis juga menegaskan kepada orangtua Andi, bahwa pendekatan ke anak dak perlu lama, asalkan kita memahami teknik komunikasi ini maka kita dapat menancapkan sugesti baik agar anak kita bisa meningkat dalam perkembangannya.

Akhir sesi bersama orangtua Andi, penulis minta untuk terus menguatkan sugesti ke Andi, dengan mengatakan, "Setiap hari Andi dapat makan nasi utuh, Andi dapat makan nasi utuh, nyam, nyam, nyam". 

Sumber: freepik.com
Sumber: freepik.com

Penulis juga mengharap orangtua dapat percaya diri, kalau mereka dapat melakukannya sendiri tanpa kehadiran penulis sebagai hipnoterapisnya, penulis juga meminta agar orangtua memberi kabar ke penulis tentang perkembangan Andi terkait makan nasi utuh.

Syukurlah, Andi sudah makan nasi utuh dengan pendampingan dari orangtua Andi sendiri, penulis ikut bahagia dapat membantu orangtua Andi dan Andi untuk dapat meningkatkan perkembangannya dengan berupaya makan nasi utuh di usia yang selayaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun