Bisa jadi permainan Egrang sudah dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka tahun 1945. Apa menariknya berjalan menggunakan alat bantu semacam Egrang? Tentu tak elok rasanya bila Egrang hanya disebut sebagai alat bantu.Â
Pada dasarnya Egrang boleh disebut sebagai alat yang membantu seseorang bermain. Tapi bukan sekadar main-main biasa, melainkan sembari melatih fisik dan kemampuan berpikir.
Berjalan dengan Egrang berarti banyak, tapi keseimbangan tetap hal paling utama yang perlu dilatih. Kalau hidup adalah soal keseimbangan, maka lewat Egrang seseorang bisa belajar bagaimana menyeimbangkan hidup.Â
Rasanya mustahil bagi seseorang untuk langsung mahir ketika dia bahkan baru pertama kali bermain Egrang. Apa yang perlu dia lakukan pertama kali adalah melatih keseimbangan ketika dua kaki berpijak di atas bambu.
Persis di situ, bermain Egrang bisa dianalogikan sebagai cara seorang manusia menjalani hidupnya. Maksudnya begini, kalau seseorang hanya memperhatikan kekuatan kaki kanan dan mengabaikan kekuatan kaki kiri, dia takkan bisa melangkah dengan baik menggunakan Egrang.Â
Ketika memainkan Egrang, kekuatan kaki kanan dan kiri mesti seimbang. Tidak banyak yang bisa dilakukan ketika tumpuan kaki berada di sebelah kanan saja, begitu pula sebaliknya. Dan ketika badan terlalu condong ke depan, orang juga takkan bisa berjalan dengan Egrang.
Egrang mengajarkan nilai utama dalam hidup, yakni bagaimana seseorang menjalankan hidup dengan seimbang. Tanpa itu, hidup akan pincang, dan pemain Egrang akan terjatuh berkali-kali.Â
Permainan tradisional seperti Egrang bukan sekadar soal bersenang-senang, melainkan bisa membantu seorang manusia memahami sekaligus melatih keseimbangan hidupnya dengan mantap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H