Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[Galeri fotoku] Vihara Dhanagun Bogor Menjelang Imlek Dalam Galeri Foto

5 Februari 2011   14:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:52 1978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_87513" align="aligncenter" width="300" caption="Buah-buahan"]

1296913502928726945
1296913502928726945
[/caption] [caption id="attachment_87506" align="aligncenter" width="300" caption="Deretan lilin"]
12969130671712657392
12969130671712657392
[/caption] [caption id="attachment_87507" align="alignnone" width="627" caption="Tiap lilin ada namanya"]
12969132571672128083
12969132571672128083
[/caption] Ada juga ruangan khusus untuk membeli alat sembahyang, di dekat bangku panjang. Tampak seorang kakek tua yang sedang duduk di dalam ruangan itu. Ohya di sini banyak sekali makanan dan minuman yang dijadikan sesaji di atas piring-piring seperti biskuit, berbagai macam buah, air mineral sampai minyak goreng. Aku tidak tahu apakah makanan/minuman itu bakal dimakan juga oleh orang-orang di vihara itu. [caption id="attachment_87510" align="aligncenter" width="300" caption="Ruang untuk menjual alat-alat sembahyang"]
1296913322462270885
1296913322462270885
[/caption] [caption id="attachment_87514" align="alignnone" width="697" caption="Ada biskuit selamat, gelasnya bagus-bagus"]
12969140301904288677
12969140301904288677
[/caption] [caption id="attachment_87516" align="aligncenter" width="300" caption="Buah-buahan"]
1296914279636044536
1296914279636044536
[/caption] Saat hendak pamit, kami malah disuruh masuk ke dalam ruangan di belakang pelataran sembahyang. Katanya di sana banyak koleksi foto-foto sewaktu ada acara Cap Go Meh maupun dari pameran foto. Kami pun masuk ke ruang belakang itu. Di dalamnya banyak hiasan lampion-lampion, sepertinya hasil prakarya anak-anak sekolah.
1296914545931809101
1296914545931809101
12969142901643414283
12969142901643414283
12969144151845459116
12969144151845459116
Ada juga foto-foto Vihara Dhanagun Tempoe Doeloe dilengkapi dengan keterangan sejarahnya. Di situ tertulis, bahwa vihara ini dulu bernama Klenteng HOK TEK BIO yang dalam dialek Hokkian artinya Rumah Ibadah Rejeki dan Kebaikan. Masih menjadi misteri kapan klenteng ini didirikan, orang Perancislah yang pertama kali mengabadikan fotonya pada tahun 1860. Kini, kompleks bangunan lengkap Klenteng sebagian sudah lenyap. Bangunan ini juga berorientasi utara-selatan seperti kaidah di Tiongkok pada umumnya yang menerapkan kaidah Feng Shui. Menilik dari luas tanah mula-mula, diperkirakan tanah berdirinya Pasar Tangsi yang menjadi Plaza Bogor adalah milik Klenteng. Secara tipologi, geografi dan klasifikasi Dewa-Dewi, Klenteng ini didirikan oleh pedagang-pedagang Hokkian dan termasuk Klenteng Pedagang/Pasar. Oh mungkin karena orang-orang ada tinggal di sekitar klenteng (termasuk Pasar Bogor dan Jalan Surya Kencana) adalah pedagang semua. [caption id="attachment_87523" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi foto tempoe doeloe"]
12969145917031790
12969145917031790
[/caption] [caption id="attachment_87525" align="alignnone" width="697" caption="Foto klenteng jadul"]
1296915218915915487
1296915218915915487
[/caption] Di ruangan ini banyak sekali tulisan-tulisan yang bikin kami ketawa geli. Bisa dilihat sendiri di gambar yang saya upload. [caption id="attachment_87528" align="alignnone" width="627" caption="Khusus vegetarian"]
1296915398749908451
1296915398749908451
[/caption] [caption id="attachment_87530" align="aligncenter" width="464" caption="Sayangilah makanan dan minuman. Coba dulu sedikit bila kurang boleh tambah lagi"]
12969151581468613827
12969151581468613827
[/caption] [caption id="attachment_87532" align="alignnone" width="627" caption="Sesaji buat Mbah Bogor"]
12969153641275909768
12969153641275909768
[/caption] Setelah cukup lama melihat-lihat sebagian isi vihara, dan jeprat-jepret gak karuan, kamipun pamit pada penjaga vihara. Tak lupa sedikit bernarsis ria di halaman komplek Vihara, mumpung masih ada di situ, biar telihat seperti di China hehehe.
12969159241728705470
12969159241728705470
1296916104163106623
1296916104163106623
Salam Kompasiana Bogor, 5 Februari 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun