Mohon tunggu...
Aryandi Yogaswara
Aryandi Yogaswara Mohon Tunggu... -

Penulis, Penyair, Penjual Buku dan Madu Liar Asli. Tinggal di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Syair Hikmah 4:13 Kebun Anggur

22 Maret 2017   10:35 Diperbarui: 22 Maret 2017   10:43 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perhatikan buahnya di waktu pohonnya berbuah dan matang. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda bagi orang yang beriman."

Dalam surat Al Anam di atas, Zaitun, Anggur, Kurma, dan Delima disebutkan bersamaan. Maka perhatikan bahwa diantaranya ayat ini menyampaikan tentang tiga agama samawi:

Zaitun - sebagai simbol dari agama Yahudi. Mengingat minyak Zaitun adalah minyak yang digunakan untuk mengurapi bangsa Yahudi.

Anggur - sebagai simbol dari agama Nasrani. Yesus Kristus atau Isa Al Masih sering menggunakan perumpamaan Kebun Anggur, dan di malam perjamuan terakhir minuman yang digunakan adalah Anggur.

Kurma - Adalah buah kesukaan Rasulullah, sebagai simbol dari agama Islam.

Delima - Bhinneka Tunggal Ika.

Sebagai penutup dari penjelasan bait syair ini, ada kisah bahwa setelah para ahli mempelajari berbagai sumber teks kuno, mereka berteori bahwa buah delima mungkin adalah “apel” yang tumbuh di Taman Eden atau Surga yang disebutkan di Kitab Perjanjian Lama.

Nama latin Delima: Punica Granatum, berarti buah apel yang banyak bijinya.

Boleh jadi Taman Eden atau Surga di Bumi itu memang adalah Nusantara, wilayah di garis khatulistiwa dengan sumber daya alam yang sangat kaya dan terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya namun hidup dalam rukun dan damai.

-----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun