Mohon tunggu...
Aryandi Yogaswara
Aryandi Yogaswara Mohon Tunggu... -

Penulis, Penyair, Penjual Buku dan Madu Liar Asli. Tinggal di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Syair Hikmah 4:13 Kebun Anggur

22 Maret 2017   10:35 Diperbarui: 22 Maret 2017   10:43 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dituliskannya istilah "mata air yang murni" adalah simbolisasi dari akan adanya pemurnian kembali ajaran-ajaran agama di seluruh dunia sehingga secara esensi berbagai agama dan kepercayaan bisa dilihat sebagai sama secara hakikat walaupun berbeda dalam syariat.

Dikatakan "sama" ketika manusia melihat dan menyadari bahwa semua tata peribadatan pada hakikatnya menyembah Tuhan Yang Maha Esa, Yang Satu dan Yang Sama walaupun Namanya disebut dengan Nama yang berbeda-beda.

Dengan memahami Keesaan Tuhan maka buah dari agama bagi seorang manusia yang sungguh-sungguh mengikuti dan mempelajarinya adalah kemampuan mengaktulisasikan segala pengajaran  agamanya itu secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat  - yang berarti bisa menjunjung tinggi nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dan keseluruhan nilai dari Pancasila lainnya.

Falsafah Delima yang berarti persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam syair di atas diawali dengan dengan menyebutkan Kebun Anggur dan Kurma.

Maksud dari penulis, bahwasannya Kebhinekaan bisa dimulai di negeri kita yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan Nasrani dengan memahami bahwa inti dari agama baik Islam maupun Nasrani bersumber dari Petunjuk Tuhan yang sama, kemudian dari situ akan disadari bahwa semua agama dan kepercayaan pun pada hakikatnya bersumber dariNya Yang Esa.

Islam yang dulunya bersatu dibawah kepemimpinan Muhammad Rasulullah, dan Nasrani dibawah pengajaran Kasih Isa al Masih, di masa kebangkitan besar akan disatukan rasa persaudaraannya sebagai pertanda tibanya masa Delima yang dinubuahkan Rasulullah Muhammad SAW dengan 'bahasa simbolik' Akhir Jaman tentang kedatangan Imam Mahdi dan turunnya kembali Ruh Isa Al Masih.

Bersatu bukan mencampuradukan ajaran agama, melainkan berarti: hidup rukun dan damai dalam naungan Pancasila di Negara kita.

Mewujudkan kesatuan antar agama dan keyakinan yang beragam dibawah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah pemaaknaan dari Delima yang disebut di syairnya, bahwa di balik segala perbedaan yang ada dalam agama dan kepercayaan, kita semua menyembah Tuhan yang sama, Dia Yang Maha Esa.

Imam Mahdi yang didampingi Ruh Isa Al Masih dalam hal ini berarti seorang Pemimpin Negeri atau Presiden yang memahami esensi semua agama yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Presiden yang menguasai esensi setiap agama di Indonesia baik Islam, Nasrani, Hindu, Buddha, dan lain sebagainya sehingga sebagaimana disebutkan di bait syair di atas, bisa menjadi sumber mata air yang murni.

Dalam kepemimpinannya, semua agama dan kepercayaan di dunia akan bersatu membawa dunia dalam damai selama ratusan tahun yang akan datang.

Buah Delima dalam Ayat Kitab Suci dan Peradaban Manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun