SISTEM BAGI HASIL ADALAH NILAI GOTONG ROYONG PANCASILA
Oleh: Aryandi Yogaswara
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Sistem ekonomi kerakyatan bukan hendak menjadikan negeri ini seperti negara komunis. Dalam pengimplementasiannya tidak akan terlalu banyak yang berubah dari kondisi saat ini yang memadukan yang baik dari berbagai ideologi perekonomian seperti kapitalisme, sosialisme, komunisme, dll dalam artian memunculkan jalan tengah diantaranya.
Berbagai macam profesi sebagaimana yang ada saat ini akan tetap ada dari strata profesi paling bawah sampai yang tertinggi, yang berubah adalah cara pandang dalam melihat kesesuaian profesi dengan minat dan bakat atau kemampuan alamiah dari setiap warga sehingga tidak ada pekerjaan yang dipaksakan untuk diperebutkan karena dianggap lebih menguntungkan secara materi dari profesi lainnya sehingga merendahkan profesi yang memberikan sedikit imbalan materi.
Setiap warga akan bekerja berdasarkan kemampuan, minat dan bakat yang dimilikinya dengan menyadari fungsi dan peran pekerjaan dalam sebuah struktur masyarakat semuanya diperlukan dan bermanfaat.
Gaji seorang Direktur tetap akan jauh lebih besar dibandingkan seorang penjaga kebersihan, demikian juga penghasilan seorang usahawan bisa lebih besar daripada karyawan dan seterusnya. Yang berubah dalam hal ini adalah pembagian kesejahteraan, yaitu kebutuhan sosial setiap warga dijamin ambang batas terendahnya.
Yang berarti di posisi paling rendah sekalipun kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan bisa terpenuhi dengan layak tanpa terkecuali.
Demikian juga dengan Bank-bank swasta di Indonesia, tetap akan ada sebagai Lembaga Peminjaman yang berfungsi mendukung perkembangan usaha warga. Yang berubah adalah sistem riba menjadi sistem bagi hasil.Â
Fokus dari artikel keempat ini adalah tentang konsep bagi hasil yang akan diceritakan dalam bentuk contoh kasus sebagaimana berikut ini:
Alkisah...