Mohon tunggu...
Aryanda Putra
Aryanda Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jika Kesalahan dan Kebenaran bisa untuk didialogkan, kenapa harus mencari-cari Justifikasi untuk pembenaran sepihak. Association - A Stoic

Ab esse ad posse

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

The Alchemist: Pelajaran tentang Mimpi, Perjalanan, dan Makna Hidup

17 Januari 2025   15:22 Diperbarui: 17 Januari 2025   19:28 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santiago dan Impiannya

Namun, generasi muda sekarang juga dihadapkan pada tantangan yang berbeda --- mereka hidup dalam dunia yang penuh ketidakpastian dan masalah besar seperti perubahan iklim, ketidakstabilan ekonomi global, dan ancaman perang dunia yang kadang-kadang lebih dekat dari yang kita kira. Dalam konteks ini, The Alchemist menawarkan secercah harapan, meskipun harapan itu agak terdengar seperti pepatah lama yang sulit diterima dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian ini: 

"When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it."

 Kalimat ini mengajarkan saya bahwa semesta mendukung mereka yang berani bermimpi dan bekerja keras. Dalam konteks generasi sekarang, ini adalah pengingat bahwa di tengah segala distraksi dan tekanan, tetaplah berusaha dan percayai proses.

Pesan dari The Alchemist seolah-olah ditujukan untuk generasi sekarang, yang katanya cemas tentang masa depan. Santiago mengingatkan kita bahwa untuk mencapai impian sejati, diperlukan kesabaran, tekad, dan keberanian untuk mengambil risiko. Tentu saja, ini adalah pesan yang sangat relevan, meskipun mungkin agak berlebihan mengingat kita hidup di dunia yang penuh dengan media sosial yang memamerkan kesuksesan instan tanpa perlu melalui perjalanan yang penuh tantangan. Generasi muda kini terjebak dalam ilusi tersebut, berlarian mengejar pengakuan, tanpa memahami bahwa banyak yang terlihat di luar tidak lebih dari tipuan visual.

Perjalanan Santiago juga mengajarkan kita bahwa kesuksesan tidak ada jalan pintasnya. Setiap pengalaman, baik kegagalan atau keberhasilan kecil, dianggap sebagai langkah penting dalam pembentukan diri kita. Ironisnya, banyak generasi muda yang justru terlalu terburu-buru dalam mengejar segalanya --- entah itu dalam karier, hubungan, atau pendidikan --- dengan harapan mendapatkan validasi eksternal yang sesungguhnya tak pernah terwujud dengan mudah. Kita hidup di era di mana kesuksesan sering kali diukur berdasarkan seberapa cepat kita mencapainya. Ada tekanan untuk menjadi sukses sebelum usia 30, memiliki kehidupan yang "sempurna" seperti yang terlihat di media sosial, atau bahkan menyesuaikan diri dengan standar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pribadi kita. Dalam konteks ini, The Alchemist menawarkan perspektif yang menenangkan: bahwa perjalanan untuk menemukan diri kita sendiri tidak pernah terburu-buru dan tidak memiliki batas waktu.

Santiago mengajarkan bahwa "harta karun" sebenarnya tidak selalu berada di tempat yang jauh. Kadang-kadang, itu ada di dalam diri kita sendiri --- dalam bentuk keberanian untuk bermimpi, kekuatan untuk bangkit setelah jatuh, dan kemampuan untuk melihat keindahan di tengah kesulitan.

Menerjemahkan Simbolisme ke Realitas: Pelajaran dari Santiago untuk Dunia Modern

Selain perjalanan Santiago, salah satu elemen paling menarik dalam The Alchemist adalah penggunaan simbolisme yang mendalam. Coelho dengan cerdas menghadirkan simbol-simbol seperti padang pasir, angin, dan Elixir of Life untuk menyampaikan pesan spiritual yang universal. Saat membaca novel ini, saya merasa bahwa setiap elemen memiliki makna yang relevan dengan kehidupan nyata, terutama dalam membantu kita memahami tantangan yang dihadapi generasi sekarang.

Misalnya, padang pasir dalam novel melambangkan kekosongan, kesendirian, dan kesulitan. Namun, melalui sudut pandang Santiago, padang pasir juga menjadi tempat untuk menemukan makna hidup. Bagi saya, ini seperti kondisi mental banyak generasi muda saat ini yang merasa "tersesat" atau terisolasi, meskipun dunia terasa lebih terhubung. Di tengah segala keterbukaan informasi, banyak orang merasa kehilangan arah karena tekanan sosial dan ekspektasi yang tidak realistis.

Angin, di sisi lain, adalah simbol perubahan dan fleksibilitas. Santiago belajar berbicara dengan angin, menunjukkan bahwa untuk mencapai mimpi, kita harus bisa beradaptasi dengan perubahan. Ini adalah pelajaran penting bagi generasi muda yang menghadapi era di mana perubahan terjadi dengan sangat cepat, baik dalam teknologi, budaya, maupun pekerjaan. Fleksibilitas untuk belajar, berinovasi, dan berkembang adalah kunci untuk bertahan dan maju. The Alchemist seakan menjadi panduan subtil untuk menghadapi tantangan dunia modern yang penuh paradoks. Padang pasir, angin, dan simbol-simbol lainnya bukan sekadar elemen cerita, melainkan metafora yang mengajak kita merenung. Namun, ada ironi yang tak terelakkan di sini: meskipun pesan Coelho begitu dalam, apakah generasi yang tergesa-gesa ini punya waktu untuk mengunyah pelajaran tersebut?

Seperti yang disebutkan di atas bahwa padang pasir sebagai simbol kekosongan mungkin lebih dekat dengan kondisi banyak anak muda sekarang: terjebak dalam "scrolling tanpa akhir," tenggelam dalam hiruk pikuk virtual, tapi merasa hampa di dunia nyata. Seperti Santiago, mereka berjalan di padang pasir kehidupan, hanya saja "oasis" mereka sering kali berwujud notifikasi ponsel yang menjanjikan kebahagiaan sesaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun