Dalam bab terakhir ini, kita akan melihat berbagai tradisi militer dan musuh negara. Sepeninggal Nugroho Notosusanto, Pusat Sejarah ABRI tidak lagi membahas topik-topik yang berkaitan dengan TNI angkatan 1945. Studi ini melihat dampak upaya militer terhadap generasi yang akan mewarisi militer.Â
Proyek pertama yang dilakukan adalah Museum Prajurit Nasional, yang berfokus pada sejarah tentara sebelum gerakan kemerdekaan dan perlawanan. Museum ini menekankan tradisi keprajuritan Indonesia, sumber alternatif untuk melanjutkan dominasi militer dalam politik dan pembangunan, dan pentingnya keprajuritan dalam sejarah Indonesia.
Sebagai penutup review buku ini, menurut saya buku ini sangat menarik dan ditulis dengan baik. Saya menemukan itu menjadi sumber yang sangat membantu bagi mereka yang tertarik untuk membahas sejarah militer dan berbagai aspeknya. Buku ini memaparkan bagaimana historiografi Indonesia pada masa Orde Baru.Â
Buku ini menunjukkan bahwa pemenang selalu memiliki sejarah, dan penguasa juga memiliki sejarah. Sejarah digunakan untuk melegitimasi pemenang dan penguasa. Buku ini menggunakan sejarah untuk menjaga kekuatan militer di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H