Mohon tunggu...
Arya Hasa K
Arya Hasa K Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Terus belajar adalah caraku mengungkapkan betapa aku rindu kalian | Disaat kamu tidak pernah merasa bahagia, Ingatlah masih ada orang yang bahagia hanya karena ada kamu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Asosiasi Teman Khayalan

9 Agustus 2017   12:22 Diperbarui: 9 Agustus 2017   12:37 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore ini terasa sangat mencekam bersamaan dengan gelapnya langit yang menandakan akan turun hujan. Hari ini aku harus menghadapi teguran ayah lagi akibat ulahku. Entah kenapa sudah hampir sebulan aku sering  melakukan kesalahan yang kuulang-ulangi.

"Jimmy!!! Sudah Ayah bilang jangan sekali-kali berbohong sama orang tuamu sendiri." bentak Ayah padaku.

"Kamu kenapa berbuat seperti ini lagi nak? Ayah dan Ibu tidak pernah mengajarkanmu untuk seperti ini." Tanya ibu kepadaku sambil menangis.

Aku hanya bisa menunduk tanpa bisa menjawab apa-apa. Kali ini aku berbohong kepada orang tuaku dengan mengatakan aku akan belajar kelompok sepulang sekolah padahal aku bermain dengan teman-temanku hingga malam hari. Aksi berbohongku dimulai ketika aku mulai merasakan sangat kesepian dirumah. Ayah dan ibuku bekerja di tempat yang berbeda terlebih lagi, baru-baru ini mereka di promosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Hal ini membuat kedua orang tuaku sering mengalami kerja lembur sehingga mereka tidak memiliki waktu untukku. Karena itulah aku sering berbohong untuk pergi bersama-sama temanku dengan alasan belajar kelompok untuk mengisi rasa sepiku. Akhirnya, orang tuaku sepakat untuk menghukumku untuk tidak keluar rumah sepanjang liburan akhir sekolah. Malamnya, aku sangat frustasi atas hukuman yang diberikan orang tuaku.

Hingga keesokan paginya, aku berencana untuk kabur dari rumah. Ketika Ayah dan Ibuku masih terlelap, aku menyelinap lewat jendela kamar lalu memanjat pagar secara hati-hati. Kemudian aku berlari secepat mungkin tanpa tahu kemana arah tujuanku dikarenakan pikiranku sedang kacau. Ketika posisiku berada di tengah jalan, aku tidak menyadari ada mobil sedang melaju sangat kencang. Kejadian tersebut terjadi sangat cepat hingga aku sendiri tidak tahu bagaimana nasibku. Aku merasa melayang-layang dalam kegelapan yang pekat. Hingga kulihat setitik cahaya terang menarikku ke arah cahaya tersebut. Perlahan-lahan mataku terbuka dan terlihat sesosok bayangan yang terlihat semakin jelas sedang berbicara padaku.

"Syukurlah, akhirnya kau sudah sadar wahai pemuda tampan" Ucap orang asing itu sambil tersenyum.

"Aku dimana? Apa aku di surga? Kau siapa?" Tanyaku kebingungan sambil memegang kepalaku yang sangat terasa pusing.

"Tenang anak muda, kau sudah berada di tempat yang aman. Ini tidak bisa dikatakan sebagai surga, lebih tepatnya ini adalah dunia khayalan. Perkenalkan namaku Marco Macaca. Kau sekarang berada di markas besar ATK. Kalo boleh tau siapa namamu?" Jelas orang itu sambil bertanya kepadaku lagi.

"Namaku.. Namaku Jimmy. Apa yang terjadi padaku? Apa itu ATK?." Tanyaku kembali dengan rasa kebingungan.

"Aku akan menjelaskan padamu secara perlahan namun ada baiknya kau memakan makanan yang telah kami siapkan." Jawab Marco kepadaku.

Aku pun perlahan-lahan mulai menyantap makanan yang telah dipersiapkan oleh Marco. Sambil aku menyantap makanan, Marco mulai bercerita padaku perlahan-lahan mengenai apa yang terjadi padaku dan tempat apa ini. Marco mengatakan bahwa ia melihat ketika aku sedang berlari, datang mobil dengan kecepatan tinggi ke arahku. Akhirnya terjadilah insiden tabrakan tersebut. Namun, disaat yang bersamaan terjadi getaran gelombang dari dunia khayalan sehingga membuat ruhku terpisah dari badan dan terbawa ke dunia khayalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun