Wejangan dan filosofi hidup orang Jawa sarat makna dan patut untuk dipelajari oleh semua orang. Wejangan-wejangan tersebut mengajarkan tentang berbagai hal, mulai dari makna hidup, cinta, perubahan hidup, rasa ikhlas, persahabatan, hingga kemuliaan hidup.
Salah satu wejangan yang paling populer adalah "Manungsa mung ngunduh wohing pakarti" yang berarti bahwa setiap orang akan mendapatkan akibat dari perbuatannya sendiri. Wejangan ini mengajarkan bahwa kita harus bertanggung jawab atas setiap perbuatan kita, baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk.
Wejangan lain yang juga penting untuk diingat adalah "Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja Aleman" yang berarti jangan mudah heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut, dan jangan manja. Wejangan ini mengajarkan kita untuk bersikap bijak dalam menghadapi setiap situasi.
Wejangan-wejangan orang Jawa juga mengajarkan tentang pentingnya cinta kasih. Cinta kasih adalah kekuatan yang dapat mempersatukan manusia dan membuat dunia menjadi lebih baik. Wejangan-wejangan tentang cinta kasih antara lain "Witing tresno jalaran saka kulina" yang berarti cinta itu tumbuh karena ada kebiasaan, dan "Aja keminter mundhak keblinger, aja cidra mundhak cilaka" yang berarti jangan sombong nanti tersesat, jangan berbuat curang nanti celaka.
Perubahan hidup adalah hal yang pasti terjadi. Kita harus siap menghadapi perubahan-perubahan tersebut dengan bijak. Wejangan-wejangan tentang perubahan hidup antara lain "Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu" yang berarti hidup itu terus berjalan bersamaan dengan waktu, yang bisa membawa tingkah lakumu agar nasib baik selalu hadir, dan "Gusti paring dalan kanggo uwong sing gelem ndalan" yang berarti Tuhan memberi petunjuk bagi manusia yang mau mengikuti jalan kebenaran.
Rasa ikhlas adalah hal yang penting dalam kehidupan. Ikhlas membuat kita menjadi lebih tenang dan bahagia. Wejangan-wejangan tentang rasa ikhlas antara lain "Kawula mung saderma, mobah mosik kersaning hyang sukmo" yang berarti lakukan yang menjadi tugas manusia, selebihnya serahkan kepada Tuhan, dan "Gusti Allah paring pitedah bisa lewat bungah, bisa lewat susah" yang berarti Tuhan memberikan petunjuk bisa melalui cara bahagia ataupun dengan penderitaan.
Persahabatan atau tali silaturahmi adalah hal yang penting untuk dijaga. Persahabatan dapat membuat hidup kita lebih berwarna dan bermakna. Wejangan-wejangan tentang persahabatan antara lain "Dudu sanak, dudu kadang, yen mati melu kelangan" yang berarti bukan keluarga, bukan saudara, namun jika tersakiti, seseorang juga akan turut merasakan penderitaannya, dan "Aja dadi kacang kang lali karo kulite" yang berarti jangan jadi orang yang mudah melupakan pengorbanan dan bantuan dari orang lain.
Kemuliaan hidup adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap orang. Kemuliaan hidup dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain dengan berbuat baik, berilmu, dan bijaksana. Wejangan-wejangan tentang kemuliaan hidup antara lain "Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, sakti tanpo aji-aji, sugih tanpo bondho" yang berarti menyerbu tanpa bala tentara, menang tanpa merendahkan, sakti tanpa ajian, merasa kaya tanpa banyak harta, dan "Sepi ing pamrih, rame ing gawe" yang berarti senyap dalam pamrih, ramai dalam pekerjaan.
Wejangan dan filosofi hidup orang Jawa merupakan warisan budaya yang patut untuk dilestarikan. Wejangan-wejangan tersebut dapat menjadi pedoman hidup yang dapat membuat kita menjadi manusia yang lebih baik.
Sugih tanpa Bandha, Digdaya tanpa Aji, Nglurug tanpa Bala, Menang tanpa Ngasorake. Secara harafiah dapat diartikan: Kaya tanpa Harta, memiliki Kesaktian tanpa Ilmu/benda pusaka, Menyerang tanpa bala Pasukan, Menang tanpa Merendahkan.