Mohon tunggu...
Arya devandra
Arya devandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MERCU BUANA

NIM 44521010063 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DOSEN: Apollo, Prof Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

25 Oktober 2024   03:20 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:49 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Ridwan, jika kita mencintai apa yang dikerjakan maka hasilnya akan memuaskan. Sebagai mahasiswa tidak cukup modal akademik saja. Manusia zaman sekarang harus mampu berkembang dalam segala hal.

"Kalo cuman modal akademik saja hidup kalian tidak berbanding lurus dengan kesusksesan. Tidak semua IPK nya besar hidupnya sukses, namun orang yang kuat berjuang biasanya sukses,"ujar Ridwan.

Lanjutnya, sebagai manusia pun saat ini harus mampu memilah informasi.

"Hati hati perang hari ini bukan perang senjata, hari ini perang informasi. Masalah ini bukan cari informasi, tapi memilah informasi. Kebanyakan informasi akan membunuhmu.

Orang bijak bisa memilah informasi,"tegasnya.

Modul pak apollo
Modul pak apollo

Memaknai Tuhan Yang Maha Esa bagi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha
Esa tidak akan terlepas dari pemahaman mengenai sangkan paraning dumadi, manunggaling
kawula Gusti, dan Memayu hayuning bawana.
Sangka paraning dumadi merupakan sebuah proses dalam kehidupan menuju kembali kepada
Sumber Hidup, tidak hanya berhenti pada proses hidup antara kelahiran dan kematian
melainkan hidup itu bersifat langgeng sebagaimana Sumber Hidupnya yaitu sang pencipta,
Tuhan Yang Maha Esa. Seperti ibarat suatu perjalanan air dari hulu ke hilir menuju sumber
nya air yaitu lautan. Proses dalam kehidupan sangat tergantung pada hidup manusia dan
proses hidup manusia itu sendiri. Tuhan telah memberikan alam semesta beserta isinya tinggal
laku manusia dalam menjalankan hidup dan kehidupannya di alam dunia ini. Maka manusia
diberikan kebebasan berkehendak untuk tujuan hidup itu sendiri. Hukum Mutlaknya Tuhan,
yang salah pasti salah yang benar pasti benar tidak ada yang tertukar.
Manunggaling kawula gusti, kalau boleh mengibaratkan seperti dalang dengan wayang, ada
peribahasa dalam bahasa Jawa tentang wayang golek "rineka kekayon jalma nggoleki kang
anggoleki" yang berarti kayu dibuat seperti manusia dengan falsafah mencari yang
mencarinya. Bukti bahwa antara wayang dan dalang adalah manunggal dalam kekuasaannya.
Wayang mempunyai sifat sendiri yang tidak terlepas dari kuasanya dalang dalam
menggerakan hidupnya, walaupun dalang punya kuasa tetapi kehendak sudah ada dalam
wayang itu sendiri. Peran Arjuna tidak bisa menjadi Druna.

Daftar pustaka

https://dero.desa.id/artikel/2023/11/8/wejangan-dan-filosofi-hidup-orang-jawa-yang-sarat-makna

https://alif.id/read/hs/makna-relasi-tuhan-dan-insan-dalam-sebilah-pusaka-b224388p/

https://bandungbergerak.id/article/detail/2149/bandung-hari-ini-akhir-perjalanan-sang-filsuf-jawa-di-bandung-r-m-p-sosrokartono

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun