"Ti...Tidak mungkin. Bagaimana... bagaimana bisa ini terjadi. Tidak mungkin kami bisa dikalahkan seperti itu. Apa... apa  yang kau lakukan kepada saudaraku??? Siapa KAU!!?" teriak makhluk bertaring yang masih hidup.
"Ups!!! Sepertinya kita lupa bahwa masih ada satu lagi di sana, Tuan Chazak."
 "Dua hal yang harus kau ketahui. Pertama, jangan pernah menyematkan 'tuan' untuk memanggilku. Kedua, aku tahu dan segera makhluk itu juga akan mati."
Pistos hanya tersenyum. Dalam sekejap, aliran air kembali bergemuruh.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
 "Wow!!! Ceritakan lagi!!! Ceritakan lagi Kakek!!! Tuan Chazak begitu kuat. Aku suka, aku suka. Aku begitu ingin seperti dirinya."
"Fufufufu. Terlalu naif untuk seorang pangeran kodok muda sepertimu untuk menyerupai Tuan Chazak, meski pada kenyataannya dia adalah leluhur dari kita semua."
"Jangan begitu Kakek. Aku akan kuat, menjadi semakin kuat. Lihat saja, suatu hari nanti aku juga akan mengalahkan bangsa bertaring dengan sekali pukulan."
Ruangan itu terlihat begitu heboh sekarang. Cukup luas ruangannya, dan tempat ini terletak di bawah air. Tidak seperti beberapa bangunan lain di lingkungan yang sama, tempat ini tidak memiliki lumut sedikitpun.
"Katakan Kakek, apa yang terjadi setelah itu?" pinta pangeran kodok yang lain. Yang satu ini terlihat lebih besar badannya. Pembawaanya pun lebih dewasa dan terlihat begitu berpaham.
"Tentu, kekuatan Chazak yang begitu besar, seakan-akan menjadi suatu simbol kekuatan bagi 10 keluarga yang tinggal di hulu sungai. Beberapa saat setelahnya, ke sepuluh keluarga tersebut saling bersatu dan membentuk persatuan yang mirip dengan para moo-Zahr. Diketahui, bangsa moo-Zahr telah terlebih dahulu membentuk suatu bentuk pemerintahan dengan seorang pemimpin bergelar 'raja' sebagai pimpinannya. Ditunjuklah Chazak sebagai raja pertama dari kerajaan itu, atau ini. Dan begitu lah asal-usulnya. Sampai era kita, 100 kali musim hujan setelahnya." Jelas Kakek kodok dengan jelas.