Bruak....
Salah satu makhluk itu terhempas. Pukulan Pistos cukup kuat juga, meski tubuhnya tidak terkesan begitu kuat. "Hati-hati!!! Di belakangmu!!!" Pistos terperajat, dilihatnya makhluk yang satu lagi berenang ke arahnya dengan kecepatan yang tidak kalah cepat. "Mati aku!!!"
 Duarrr!!!
"Eh, apa yang terjadi???"
Pistos, dia hanya bisa terdiam di tengah aliran sungai yang begitu bergemuruh. Di hadapannya, tidak ada yang terlihat, kecuali gelembung-gelembung yang begitu banyak jumlahnya.
"Dasar. Menjadi petarung muda memang mendekatkan seseorang kepada kematian."
"Ini tidak mungkin. Bagaimana ada bisa....?"
Mata Pistos tidak membohonginya saat ini. Makhluk yang tadi berenang ke arahnya dengan kecepatan yang begitu cepat, sekarang telah mati. Darah merah mengalir dari kepalanya yang telah bolong. Daging segar juga menyembul keluar dari tempat semestinya. Mata makhluk itu, entah apa yang terjadi, yang telihat hanya ruang kosong.
"Jarak kita masih terlalu jauh. Berjuanglah lebih keras lagi," jelas Chazak. Tubuhnya terlihat begitu maco dan maskulin.
"Baik lah. Jangan terlalu pamer di sini."
Dari kejauhan, terdengar suara rintihan.