Membangun kesadaran bersama antar umat beragama untuk menjaga kelestarian lingkungan
Membangun kesadaran bersama antar umat beragama untuk menjaga kelestarian lingkungan merupakan sebuah kebutuhan mendesak saat ini. Berbagai tanda kerusakan lingkungan yang kian parah menunjukkan bahwa kesadaran manusia akan pentingnya menjaga bumi tempat tinggalnya masih sangat minim. Padahal hampir semua agama di dunia sejatinya mengajarkan prinsip hidup harmonis dengan alam.Â
Agama memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran ekologis karena menyentuh ranah spiritualitas manusia. Seruan dan ajakan para pemimpin agama dipercaya memiliki pengaruh kuat untuk menggerakkan umatnya melakukan perlindungan lingkungan. Kegiatan-kegiatan keagamaan seperti khotbah, pengajian, atau retret spiritual juga dapat dimanfaatkan untuk menyosialisasikan pesan-pesan ekologis.
Untuk membangun kesadaran bersama antar umat beragama dibutuhkan peningkatan dialog dan kerja sama lintas iman. Dialog antar pemuka agama dari berbagai keyakinan penting untuk saling belajar tentang nilai-nilai ekologis dalam masing-masing tradisi spiritual mereka. Dialog juga membangun saling pengertian dan menghilangkan prasangka yang kerap menjadi penghalang kerja sama.
Selain dialog, diperlukan pula aksi nyata pelestarian lingkungan yang melibatkan partisipasi lintas agama. Misalnya dalam kegiatan penghijauan, pembersihan sampah di lingkungan sekitar, maupun kampanye anti polusi air dan udara. Partisipasi bersama ini akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesatuan dalam upaya perlindungan alam.Â
Pemerintah dan organisasi kemasyarakatan juga disarankan turut mendukung dan memfasilitasi upaya membangun kesadaran ekologis lintas iman ini. Misalnya dengan memberikan dukungan pendanaan bagi program pelestarian lingkungan atau memberikan penghargaan bagi komunitas keagamaan yang aktif dalam eco-movement. Kebijakan yang mendukung upaya transformatif menuju masyarakat yang ecocentric juga penting untuk dikeluarkan.
Dari sisi internal umat beragama sendiri, para tokoh dan pemimpin agama harus mengintegrasikan muatan ekologi dalam wejangan dan pengajaran keagamaan mereka sehari-hari. Sentuhan spiritual dan motivasi religius yang mereka berikan dapat menyulut kesadaran umat untuk proaktif dalam aksi nyata penyelamatan lingkungan hidup. Selain itu, pemimpin agama juga harus memberi keteladanan dalam gaya hidup ramah lingkungan dan konsisten menerapkan perilaku hijau dalam keseharian mereka.
Prinsip- prinsip ajaran agama yang dapat mendukung upaya menjaga kelestarian lingkungan
Berbagai agama di dunia pada dasarnya mengandung prinsip-prinsip yang mendorong pemeliharaan dan perlindungan lingkungan hidup. Meski dengan bahasa dan penekanan yang berbeda-beda, hampir semua ajaran agama mengajarkan bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam semesta.
Dalam Islam misalnya, konsep khalifah menyatakan bahwa manusia bertugas menjadi wakil Tuhan di bumi untuk memakmurkan kehidupan seluruh makhluk hidup. Tugas besar ini menuntut manusia untuk memiliki etika dan kesalehan ekologis, yaitu sikap dan perilaku yang menjamin keberlangsungan daya dukung alam. Selain itu, konsep amanah juga mengajarkan bahwa bumi dan segala isinya adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan untuk kemaslahatan seluruh umat manusia.
Agama Hindu misalnya juga mengajarkan konsep Tri Hita Karana yang menegaskan pentingnya keharmonisan tiga hubungan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam lingkungannya. Pemeliharaan lingkungan hidup merupakan bagian tak terpisahkan dari ajaran ini demi tercapainya kebahagiaan lahir dan batin. Demikian pula, umat Buddha diajarkan konsep welas asih universal atau mett yang mendorong sikap cinta kasih pada semua makhluk hidup termasuk alam semesta.