Mohon tunggu...
Taufiq
Taufiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN RM Said Surakarta. Founder enviropedia.

https://twitter.com/arundayataufiq

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Green Sukuk, Gen Y, Gen Z, Dan Misi Menyelamatkan Bumi Dari Perubahan Iklim

18 Desember 2022   00:24 Diperbarui: 18 Desember 2022   00:30 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gen Y (contohnya yang menempuh pendidikan magister di UIN RM Said Surakarta) ini merupakan kelompok investor terbesar ST009 (dok.pri)

Sebelas hari lalu, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuengan (DJPPR Kemenkeu) menyampaikan keterangan tertulis penjualan Green Sukuk Ritel - Sukuk Tabungan seri ST009 yang dilakukan pada 11 - 30 November 2022.

Ada beberapa hal yang sangat menarik untuk ditelaah dari penjualan SBN Ritel keenam sekaligus yang terakhir diterbitkan pemerintah pada tahun 2022 ini yaitu penjualan mencapai Rp10 triliun dengan jumlah keseluruhan investor 35.397 orang. Target Rp10 triliun dapat dicapai 2 hari sebelum penutupan yakni pada 28 November 2022. Target yang memuaskan ditengah kondisi tren kenaikan yield di pasar SBN domestik dan pasar keuangan yang belum stabil. Penjualan Green Sukuk seri ST009  dari sisi nominal dan jumlah investor tercatat terbesar sepanjang sejaran penerbitan Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN) Ritel Non-tradable di Indonesia.

Kemenkeu mengungkapkan bahwa minat investor begitu besar terhadap produk investasi syariah ini. Hal ini bisa dilihat pada 2 hari pertama masa penawaran sudah masuk dana pembelian hampir Rp 2 triliun. Karenanya mulai 18 November 2022 diberlakukan sistem kuota harian, melalui top up kuota setiap jam 8 pagi, dan rata-rata habis dalam 2,2 menit secara nasional.

Green Sukuk ST009 didistribusikan melalui 33 lembaga mitra distribusi dari bank konvensional, bank umum syariah, perusahaan finansial teknologi, perusahaan APERD dan perusahaan sekuritas.

Untuk menjadi investor Green Sukuk prosesnya terhitung mudah melalui lembaga mitra yang ditunjuk, seperti bank syariah. Dari informasi langsung penulis pada sebuah bank syariah di Surakarta, calon innvestor akan mendapatkan Nomor Tunggal Identitas Pemodal (Single Investor Identification/SID), rekening dana, dan/atau rekening surat berharga. Setelah registrasi melalui sistem elektronik dari lembaga mitra berhasil, calon investor bisa melakukan pembelian Green Sukuk pada masa pembelian, selanjutnya melakukan  pembayaran baik secara online ataupun melalui ATM.

Green Sukuk ST009 memberikan imbal hasil dengan batas minimal sebesar 6,15% per tahun (floating with floor), besar angka yang menjadi salah satu dorongan minat dari investor dikarenakan lebih besar. Tingkat kupon minimal ini tidak berubah hingga jatuh tempo pada 10 November 2024.

Dominasi Generasi Y dan Munculnya Generasi Z

Menarik untuk mencermati keberhasilan penerbitan Green Sukuk ST009 dari sudut kategori investor.

Pertama adalah partisipasi generasi Y/milenial sebanyak 19.075 orang. Angka ini merupakan  53,89% dari total investor sebesar 35.397 orang. Besar nominal pembelian 37,02% dari total penjualan. Generasi Y (gen Y) ini , menurut Beresford Research, lahir pada 1981-1996. Jumlah gen Y yang berpartisipasi sebagai investor ini, merupakan angka terbesar sepanjang penerbitan Surat Berharga Nasional Ritel.

Kedua adalah kemunculan generasi Z atau gen Z sebagai investor, meski dalam jumlah hanya sebesar 1,97% dari total investor atau  697 orang dengan nilai investasi hanya 0,85% dari total penjualan sebesar Rp. 10 trilyun rupiah yaitu Rp 84,59 miliar. Gen Z ini lahir pada tahun 1997-2012. Menarik untuk mencermati bagaimana pada usia terhitung muda sudah memiliki kesadaran untuk berinvestasi.

Ketiga adalah kemunculan investor baru sebanyak  13.412 orang atau setara 37,89% dari total investor, yang didominasi oleh gen Y. Invesor baru dari gen Y sebanyak 13.412 orang atau setara 37,89% dari total investor

Fakta menarik dari penerbitan Green Sukuk ST009 yang memuaskan dan sangat diminati investor serta gairah generasi muda dalam berinvestasi mengundang untuk ditelaah lebih dalam, termasuk dari sudut mengapa Green Sukuk tersebut diterbitkan.

Green Sukuk Dan Tanggung Jawab Menyelamatkan Bumi

Green Sukuk merupakan produk keuangan syariah dengan format green yang didasarkan pada Green Bond atau Sukuk Framework. Seluruh proyek yang  dalam green sukuk berada dalam kerangka kerja Sustainable Development Goals (SDG) Government Securities Framework yang mencakup proyek:

Green focus yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Social focus yakni kontribusi positif pada sosial

Blue focus yakni kemajuan ekonomi biru.

Untuk memastikan bahwa proyek-proyek green sukuk di Indonesia berada dalam kerangka SDG Government Securities dengan standar global, pemerintah meminta Second Party Opinion (SPO) dari the International Institute for Sustainable Development (IISD) dan CICERO (Center for International Climate Research).

CICERO mengklasifikasi proyek-proyek green dalam 3 kategori yaitu:

1. Dark green untuk proyek dan solusi dengan visi jangka panjang terhadap masa depan yang rendah karbon dan ketahanan iklim.

Contohnya adalah proyek-proyek renewable energy seperti pengaliran listrik tenaga surya ke wilayah di luar pulau Jawa yang belum tersentuh listrik, pembangkit listrik tenaga mini dan mikrohidro, dan biogas.

2. Medium green untuk proyek dan solusi yang bersifat jangka panjang namun belum sampai sejauh kriteria dark green.

Contohnya, proyek-proyek pengelolaan sampah perkotaan di Sulawesi,  Jawa Timur,  Jawa Tengah, Sumatera, dan  Kalimantan.

3. Light green untuk proyek dan solusi ramah lingkungan namun belum merepresentasikan atau berkontribusi terhadap visi jangka panjang seperti dark green.

Contohnya, proyek-proyek yang berhubungan dengan efisiensi energi seperti pembiayaan kembali (refinancing) dari proyek sarana publik, seperti alat navigasi danau, sungai dan laut. Juga,  pembangkit listrik tenaga surya dan sensor hemat energi pada  bandara di nusantara.

Untuk mengetahui proyek-proyek green dan perhitungan penurunan emisi karbon, kita bisa melihat laporan tahunan yang dikeluarkan oleh Kemenkeu, contohnya berikut: (djppr.kemenkeu.go.id/page/load/2357)

Pembangunan rel kereta api adalah satu contoh proyek yang berdampak pada pengurangan emisi CO2 (Dok.Pri)
Pembangunan rel kereta api adalah satu contoh proyek yang berdampak pada pengurangan emisi CO2 (Dok.Pri)

Laporan di tahun 2022 ini mengenai proyek green sukuk 2018-2020 untuk 23 jenis green project disebutkan keberhasilan mengurangi emisi CO2 sebesar 10,3 juta ton. Salah satu contoh proyeknya adalah pembangunan rel kereta api jalur ganda di utara pulau Jawa sepanjang 727 km. Juga melalui proyek-proyek yang berhubungan dengan renewable energy sebanyak 121 proyek.

Jumlah emisi CO2 yang berhasil dikurangi di atas masih terbilang kecil dibandingkan dengan target dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) Republik Indonesia. Target pada 2030 untuk  unconditional (CM1) sebesar 834 juta ton CO2 dan  conditional (CM2) sebesar 1,081 juta ton CO2. Untuk mencapai target NDC tersebut, alokasi dana dari 2016-2019 baru 34% atau Rp 373,5 triliun dari total dana yang dibutuhkan. (fiskal.kemenkeu.go.id/baca/2022/07/06/4353-pemerintah-semakin-fokus-kembangkan-green-sukuk-lewat-g20)

Sarana transportasi umum seperti KRL dapat mengurangi pemakaian kendaraan bermotor pribadi secara signifikan. (Dok.Pri)
Sarana transportasi umum seperti KRL dapat mengurangi pemakaian kendaraan bermotor pribadi secara signifikan. (Dok.Pri)

 

Memantik Minat Generasi Z

Data mengenai prosentase gen Y yang melebihi setengah investor green sukuk menimbulkan harapan besar bahwa instrumen investasi syariah ini ke depan akan semakin diminati. Begitupun dengan kemunculan gen Z, generasi yang lebih muda dari gen Y, sebagai investor termuda.

Berkaitan dengan misi pengurangan emisi CO2 yang melekat dalam investasi ini, ternyata dari beberapa riset ditemukan bahwa minat investor terutama karena faktor rasional berhubungan dengan besarnya imbal bagi hasil, keamanan dan kepastian keuntungan dan jaminan dari pemerintah. Pertimbangn bahwa green sukuk mengemban misi yang peduli pada masa depan bumi, bukanlah pertimbangan utama.

Gen Z(seperti mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Surakarta ini) merupakan potensi besar investor Green Sukuk (Dok.Pri)
Gen Z(seperti mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Surakarta ini) merupakan potensi besar investor Green Sukuk (Dok.Pri)

Fakta ini tentu menarik untuk diteliti dan dielaborasi untuk menyempurnakan produk investasi ini. Apalagi, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, dengan generasi muda yang sudah melek IT, dan informasi mengenai lingkungan yang terbilang merata dan tidak asing lagi, menjadi beberapa faktor untuk mengungkit minat generasi Z dalam berinvestasi. Green sukuk memberikan kemungkinan besar dikarenakan paket investasi yang terjangkau dengan investasi senilai 1 juta rupiah.

Gen Z adalah generasi yang berada pada fase mencari identitas diri dengan nilai-nilai idealita yang kuat. Faktor perubahan iklim yang mengancam nasib bumi di masa datang dengan aksi nyata mitigasi perubahan iklim bisa menjadi pengungkit minat investasi yang sekarang di dominasi faktor rasional di atas. Hanya saja, menjadi tugas pemerintah , bagaimana menjadikan idealita misi penyelamatan bumi menjadi faktor yang dekat dengan kehidupan sekarang dan berubah menjadi faktor bersama. Mitigasi perubahan iklim adalah tindakan rasional yang berpengaruh atas alasan, mengapa kita perlu melakukan investasi pada proyek-proyek go green. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun