LATAR BELAKANG
Pada masa modern ini, banyak sekali remaja yang sedang mencari jati diri dan masih ingin selalu mencoba hal-hal yang belum pernah dicoba. Karena masa remaja inilah yang disebut masa pubertas. Salah satu contohnya pasti tiap remaja tersebut mempunyai kebutuhan buat mencapai dan mempertahankan hubungan dirinya dengan orang lain. Hubungan tersebut contohnya adalah hubungan dirinya dengan pacarnya. Banyak sekali remaja pada masa modern ini yang sudah memiliki pacar. Pacaran sudah menjadi suatu hal yang biasa dikalangan remaja modern saat ini.
Pacaran menurut Wijayanto adalah sejenis hubungan sosial antara manusia yang satu dengan yang lainnya yang dimana berlainan jenis akibat adanya ketertarikan tertentu seperti fisik maupun non fisik. Pada tiap remaja yang sudah memiliki pacar, pastinya mempunyai gaya pacaran yang berbeda-beda, contohnya yaitu berpegangan tangan, berpelukan, berciuman atau kissing lips, bahkan melakukan sex. Gaya pacaran ini nantinya dapat berdampak buruk kepada remaja yang berpacaran tersebut. Salah satu gaya berpacaran berdampak buruk yaitu dapat terjadinya kekerasan seksual pada hubungan tersebut.
Kekerasan seksual adalah sesuatu dimana adanya suatu tindakan yang memaksa seperti contohnya itu adalah meraba, mencium dan lain-lain dengan cara memaksa korbannya. Kekerasan seksual ini sudah banyak terjadi dikalangan remaja saat ini. Bahkan banyak yang tidak mengetahui apa itu kekerasan seksual dan bagaimana akibat dari kekerasan seksual tersebut. Kekerasan seksual ini akan berdampak pada psikologis, sosial dan fisik korbannya. Tetapi ada juga remaja yang tidak mengetahui sebenarnya dirinya itu mengalami kekerasan seksual. Seperti contoh adanya kekerasan seksual yang terjadi pada mahasiswa keperawatan di Politeknik Negeri Nusa Utara.
Gaya berpacaran yang dijelaskan pada tulisan ini yaitu berdampak kekerasan seksual tersebut dapat dikaitkan dengan teori sosiologi modern. Teori sosiologi modern tersebut adalah teori konflik yang tokohnya adalah Lewis A. Coser. Teori konflik ini ada tiga tipe yaitu yang pertama adalah konflik realistis, kemudian yang kedua ada konflik nonrealistis, serta yang ketiga ada konflik realistis tanpa antagonisme. Pada topik ini, teori konfliknya menggunakan teori konflik realistis. Maksudnya adalah teori ini bisa terjadi semisal ada salah satu dari pasangan yang berpacaran menjadi penyebab konflik secara langsung.
PEMBAHASAN
Gaya Berpacaran
Pengertian pacaran adalah hubungan seseorang dengan seseorang lainnya yang membentuk sebuah relasi. Hubungan pacaran ini sama seperti hubungan persahabatan, hubungan antara orangtua dan anak, dan hubungan-hubungan lainnya. Pacaran ini adalah suatu hal yang sudah biasa terjadi di masyarakat. Banyak sekali remaja bahkan dari Sekolah Dasar yang sudah berpacaran. Tetapi mereka yang usianya masih terlalu muda, belum mengerti arti pacaran yang sebenarnya.
Pacaran itu itu bisa diartikan sebagai hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya sama-sama menyukai dan memiliki perasaan yang sama. Kemudian juga mereka yang berpacaran itu memiliki rasa kasih sayang dari masing-masing individunya supaya salah satunya tidak merasa rugi. Dengan berpacaran pastinya akan lebih mengenal satu sama lain. Hubungan tersebut nantinya akan semakin berkembang. Saling percaya, saling jujur, saling terbuka, saling memahami dan saling bertanggungjawab satu sama lainnya untuk mereka yang berpacaran itu sangat penting. Karena terkadang berpacaran ini membuat semangat dalam belajar, memotivasi satu sama lain dan saling berbagi.
Kemudian berpacaran ini ada gaya berpacarannya. Gaya berpacaran setiap orang itu pasti berbeda-beda. Gaya berpacaran adalah suatu tindakan yang dilakukan saat seseorang sedang menjalin hubungan. Gaya berpacaran ini sangat berpengaruh pada hubungan orang yang berpacaran tersebut. Gaya berpacaran ada yang berdampak positif dan juga ada yang berdampak negatif. Gaya berpacaran yang berdampak positif itu contohnya saling memberi kasih sayang antara satu sama lain, meluangkan waktu untuk bertemu dan mengobrol bersama, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kemudian contoh gaya berpacaran yang berdampak negatif adalah berciuman bahkan melakukan hubungan seks. Gaya berpacaran itu ada banyak sekali.
Gaya pacaran yang pertama adalah gaya kepakan sayap burung merparti. Pada gaya ini pasangan orang yang berpacaran selalu terlihat bersama. Maksudnya adalah pasangan orang yang berpacaran dengan gaya ini itu terlihat bersama-sama dalam keadaan apapun contohnya ada disetiap waktu, disetiap acara apapun, dan disetiap tempat. Pacaran dengan gaya ini bisa dikatakan sebagai sepasang sayap. Oleh karena itu dinamakan gaya kepakan sayap burung merpati.