Duduk tersungkur diantara fragmentaria cuaca dan
iklim yang bergantian menjaga hari.
Tiba-tiba,
Seorang lelaki bermuka tirus menciptakan bayang-bayang
Di sampingku, membawa jasadku ke sudut ruang pengap ini,
Sambil menuliskan doa di hatinya :
"kuinginkan darahku mengalir di tubuhmu
agar aku menjelma langit sepertimu"
Saat itu, kutahu wajahku adalah wajahmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!