Walau begitu, Pangeran Athan khidmat membaca surat kekasihnya perihal anak-anak rindunya bersama Putri Aisy sampai empat dasawarsa mereka dipisahkan.
Teruntuk Athan, Kekasihku
 Athan, ingin kuperlihatkan padamu dua puluh enam wajah anak-anak rindu kita selama empat dasawarsa kita asingkan pertemuan. Mereka sudah bisa merangkai kata dari wajah mereka sendiri untukmu.
Bacalah tenang-tenang, rasakan kehadiran mereka di dekatmu saat ini.
Dasawarsa Pertama...
Alikari jiwa yang cemas menunggu kedatanganmu serasa menyayat malam dan hari jadi lanskap.
Balada rindu adalah paviliun kerajaan yang dilukis oleh hati yang gersang sebab kepergian.
Cawan kenangan itu. Semisal ranah diri yang selalu sepi dari do'a-do'a.
Datanglah! meski sekadar menyambung bait do'a yang kami khususkan untukmu.
Epitaf waktu bukanlah alasan Tuhan membiarkan kerinduan semakin keriput seiring rapuhnya diri. Hanya saja belum sampai pada masa yang dijanjikan-Nya.
Fragmen sejarah dan masa lalu yang dibangun orang-orang adalah wajahmu yang kami rindukan.