"Selamat sore Daisy! Kau tampak beringas hari ini."
"Selamat sore Senja! Seperti apa yang kau mau, ku sentilkan perseteruan ini di wajahku." Jawab Daisy ketus.
"Wah... wah.. wah..! rupanya kau begitu polos dan amat culun untuk hal ini, dengan mudahnya kau putuskan perseteruan ini menjadi milikmu dan si pengecut Zora, aku memang sudah berpraduga bahwa kau akan selamanya bersama Zora, karena akulah yang pantas bersamamu." Ucap Senja dengan congkaknya menyentuh dagu Daisy.
"Hei... Senja, Senja! Ternyata otakmu begitu sempit mengartikan semua ini, kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi setelah ini, setelah Zora menemuimu." Daisy menambahkan ketus suasana.
"Hemm... mana mungkin Zora berani menemuiku, sedangkan kau ada bersamaku."
Sekilas petir merajut getir
menjamah jiwa seperti pekir tak berdaya
angkuh di saku bajumu,
menyeret hati layaknya hamba sahaya
untuk kau sandingkan bersama hati palsu.
      Â