pada senja, ashifat wajahmu memburai resah.
manifesto rindu tersirat pada retina matamu yang semakin memerah.
altokomulus pun pecah. dan matahari mengabu di batinmu
:lewat kelebat bayang dalam diam,
insecta langit beterbangan membawa kaleidoskop do'aku
dari hari ke hari,
kutengadahkan jemari sembari kuhimpun senyummu yang tulus itu.
kupejamkan mataku sembari kukekalkan namamu pada ruas-ruas batu
semisal aku kecil dulu.
III/
aku masih bersama senyummu yang semakin ranum menegaskan segala rindu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!