Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristotle
Secara umum, kepemimpinan sendiri merupakan bagaimana cara untuk memimpin yang berarti mengatur, mengarahkan, dan menuntun dalam menjalankan suatu tujuan yang akan digapai secara kelompok atau bekerja sama.Â
Aristotle merupakan seorang filsuf Yunani kuno yang hidup pada tahun 384 Sebelum Masehi sampai 322 Sebelum Masehi. Aristotle dikenal juga sebagai Bapak Ilmu Pengetahuan, dan merupakan salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah dunia filsafat dan sains. Banyak karya-karya dari Aristotle yang dijadikan sebagai pedoman hidup oleh manusia pada masa sekarang ini, baik itu dalam bidang filsafat, fisika, etika, biologi, psikologi, maupun politik. Kali ini kita akan membahas mengenai Gaya Kepemimpinan menurut Aristotle. Ia tidak hanya memberikan pemahaman bagaimana seharusnya seorang pemimpin itu, tetapi juga menyangkut berbagai hal seperti sifat dan karakter yang baik sebagai seorang pemimpin.
Menurut Aristotle, manusia merupakan "Zoon Politicon"Â (Hewan Politik)Â yang berarti manusia merupakan makhluk yang hidup dalam komunitas atau hidup sosial yang berarti tidak dapat untuk hidup sendiri. Konsep "Zoon Politikon" menekankan pentingnya etika dan moralitas dalam kehidupan publik, serta peran individu dalam membentuk dan berkontribusi pada masyarakat. Ada tiga tipe pengetahuan manusia menurut Aristotle, yaitu:
- Theoritical (Teoitis)
Tipe pengetahuan ini yaitu pengetahuan yang berkaitan dengan kebenaran yang bersifat absolut dan universal serta prinsip-prinsip yang tetap atau tidak berubah. Misalnya seperti ilmu filsafat, ilmu matematika dan metafisika.
- Practical (Praktis)
Tipe pengetahuan ini yaitu merujuk pada tindakan dan keputusan yang diambil dengan melibatkan pengalaman beserta kebijakan dalam situasi konkret di kehidupan sehari-sehari.Â
- Productive (Produktif)
Tipe pengetahuan yang terakhir yaitu pengetahuan yang berhubungan dengan menciptakan atau memproduksi sesuatu.Â
Pengetahuan ini berfokus pada hasil dan kegunaan dari tindakan yang dilakukan. Misalnya seperti keterampilan dalam menghasilkan barang dan jasa seperti seni dan keterampilan yang dimiliki oleh manusia.
Berikut penjelasan dari gambar diatas:
Gambar tersebut merupakan konsep dari "11 Kebajikan Moral" dalam Nicomachean Ethics oleh Aristotle, yang digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan kepemimpinan. Aristotle menekankan bahwa kebajikan moral merupakan keseimbangan antara dua ekstrem, yaitu kelebihan dan kekurangan, dalam berbagai aspek kehidupan.
- Pada gambar tersebut memiliki empat kolom, dimana:
- Kolom pertama merupakan lingkup dari tindakan atau perasaan yang dialami oleh manusia (Sphere of action or feeling)
- Kolom kedua merupakan kelebihan (excess) atau sikap yang berlebihan terhadap sifat dari kolom pertama
- Kolom ketiga adalah keunggulan atau kebajikan (Mean: Moral Virtue) dari sifat tersebut yang menunjukkan keseimbangan dalam bertindak.
- Kolom keempat adalah kekurangan (Deficiency)Â yang merupakan sikap yang kurang baik dari sifat-sifat tersebut
1) Fear and Confidence
- Keberanian dalam sifat ini berarti keseimbangan antara tindakan gegabah dan kepengecutan ketika menghadapi ketakutan.
2) Pleasure and Pain
- Kesederhanaan berarti menjaga kenikmatan tanpa berlebihan dan dapat dikatakan tidak merasakan apa-apa atau mati rasa
3) Getting and Spending (Minor)
- Kemurahan hati mengacu pada pemberian secara bijaksana tapi tidak terlalu boros atau terlalu pelit.Â
4) Getting and Spending (Major)
- Keindahan dalam konteks ini berarti menggunakan kekayaan untuk tujuan yang layak dengan cara yang bermartabat.Â