Mohon tunggu...
Althaaf Artasasmita
Althaaf Artasasmita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hola!, Salam literasi. Bagi saya, membaca adalah cara agar kita bisa menulis, dan menulis adalah cara agar kita bisa abadi. Maka “bacalah! dengan nama yang Maha yang kebijaksanaan”. Saya seorang mahasiswa di salah satu Universitas Islam di Indonesia, saya mengambil jurusan Filsafat. Jadi, kerjaan saya ya kalau tidak membaca, menulis, dan diskusi. Saya suka menulis agar saya Abadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Plato dan Pemikiran Tentang Idea dan Jiwa

11 Juni 2022   11:47 Diperbarui: 11 Juni 2022   23:49 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, ada juga pengenalan jasmani, pengenalan yang bersifat: tidak tetap dan berubah. Pengenalan jenis ini tidak menghasilkan kepastian. Plato menamakannya doxa (Pendapat, opinion). Sudah jelas bahwa pengenalan ini dicapai dengan pancaindra.

C.Ajaran Tentang Jiwa

1.Kebakaan Jiwa

Plato menganggap bahwa jiwa sebagai pusat atau inti sari kepribadian manusia. Dalam anggapannya tentang jiwa, Plato tidak hanya dipengaruhi oleh Sokrates, namun juga dipengaruhi oleh Orfisme dan madzhab pythagorean. Salah satu argumen yang ia pakai adalah terdapat kesamaan antara jiwa dan ide-ide. Dengan itu ia menuruti prinsip yang mempunyai peranan dalam filsafat Yunani sejak Empedokles, yakni "yang sama mengenal yang sama". Plato menganggap bahwa jiwalah yang mengenal ide-ide, maka atas dasar prinsip tadi disimpulkan bahwa jiwa pun mempunyai sifat yang sama seperti pada ide. Lalu pada akhir dialog Gorgias, diterangkan bahwa sesudah kematian semua jiwa akan diadili.

2.Mengenal sama dengan Mengingat

Bagi Plato jiwa bukan saja bersifat baka, melainkan juga bersifat kekal, karena sudah ada sebelum hidup di bumi. Sebelum jiwa bersatu dengan badan, jiwa sudah mengalami pra-eksistensi, di mana ia memandang Ide-Ide. Itu mengapa ia menganggap bahwa pengenalan sama dengan pengingatan (anamnesis) akan ide-ide yang sudah dilihat pada waktu pra-eksistensi itu.

3.Bagian-Bagian Jiwa

Dalam Politeia kita dapat membaca bahwa jiwa terdiri dari tiga "bagian", kata "bagian" di sini (Plato memakai kata: mere) harus dipahami sebagai "fungsi". Bagian pertama ialah "bagian rasional" (to logistikon). Bagian kedua "bagian keberanian" (to thymoeides). Dan bagian ketiga "bagian keinginan" (to epithimetikon). Bagian keberanian bisa diartikan sebagai kehendak, sedangkan bagian keinginan sebagai hawa nafsu.

Di sisi lain Plato

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun