Mohon tunggu...
Althaaf Artasasmita
Althaaf Artasasmita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hola!, Salam literasi. Bagi saya, membaca adalah cara agar kita bisa menulis, dan menulis adalah cara agar kita bisa abadi. Maka “bacalah! dengan nama yang Maha yang kebijaksanaan”. Saya seorang mahasiswa di salah satu Universitas Islam di Indonesia, saya mengambil jurusan Filsafat. Jadi, kerjaan saya ya kalau tidak membaca, menulis, dan diskusi. Saya suka menulis agar saya Abadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biografi Sokrates dan Pemikirannya

10 Juni 2022   19:32 Diperbarui: 10 Juni 2022   20:28 2228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aristoteles, dalam bukunya Metafisika, memberikan catatan mengenai metode Sokrates yang perlu diperhatikan. Ada dua penemuan yang berasal dari Sokrates yang mana keduanya menjadi dasar ilmu pengetahuan. Yang pertama adalah "Induksi" atau "Argumen Induktif". Aristoteles menggunakan istilah ini karena proses pemikirannya bertolak dari pengetahuan yang "Khusus" kepada yang "Umum". Lalu penemuan yang kedua adalah definisi-definisi umum.

b.Etika

Dalam Apologia, Sokrates menerangkan kepada hakim-hakimnya, bahwa ia menganggap sebagai tugasnya mengingatkan para warna Athena supaya mereka mengutamakan jiwa. Menurut Sokrates, tujuan tertinggi hidup adalah membuat jiwanya menjadi sebaik mungkin. Dengan cara lain boleh juga dikatakan bahwa tujuan utama kehidupan adalah kebahagiaan (eudaimonia), asalkan istilah ini dimengerti sebagaimana dimaksudkan dalam bahasa Yunani. Bagi kita orang modern, kata "kebahagiaan" atau "happines" menunjukkan sesuatu yang subjektif, tetapi dalam bahasa Yunani "Kebahagiaan" merupakan keadaan objektif yang tidak tergantung pada perasaan subjektif. Bagi orang Yunani “eudaimonia” berarti kesempurnaan. eudaimonia berarti “mempunyai 'daimon/jiwa' yang baik”. Oleh karenanya, J. Burnet mengusulkan supaya “eudaimonia” disalin dalam bahasa Inggris dengan kata “well-Being”

Lalu bagaimana untuk mendapat kebahagiaan itu? Dengan Arete, kata arete memiliki arti "kebajikan" dan juga "keutamaan". Salah satu perdirian Sokrates yang terkenal ialah bahwa "Keutamaan adalah pengetahuan". Namun pengetahuan di sini tidak bisa dianggap sesuatu yang teoritis, namun harus dianggap sebagai pengetahuan tentang "yang baik" yang telah mendarah daging dalam diri manusia.

c.Politik

Dalam Apologia, Sokrates mengakui bahwa ia tidak merasa terpanggil untuk ikut campur urusan politik. Akan tetapi ia selalu setia pada kewajibannya sebagai warga negara. Saat ia dihukum mati, ia menolak ajakan murid-muridnya untuk melarikan diri dengan alasan ia akan taat dengan undang-undang Athena. Sokrates meneruskan prinsip-prinsip etikanya ke dalam politik. Menurutnya, tugas negara ialah memajukan kebahagiaan warganya dan membuat jiwa mereka menjadi lebih baik. Itu sebabnya seorang penguasa harus memiliki pengetahuan mengenai "Yang baik"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun