Arsya zafran (12405051050128)
FDIKOM ( Pengembangan Masyarakat Islam)
Abtrack
Persaudaraan yang terjalin antar umat Islam disebut dengan ukhuwah Islamiyah. Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa terlepas dari interkasi dengan manusia lainnya. Dalam Islam, interaksi sesama muslim maupun interaksi dengan non muslim telah diatur al-Qur'an maupun hadits sebagai pedoman dan petunjuk. Ukhuwah yang terjalin dengan baik akan membentuk sebuah lingkungan atau masyarakat yang adil, damai dan sejahtera. Namun sebaliknya jika ukhuwah itu tidak terjalin dengan baik karena merasa individu atau kelompoknya paling kuat dan paling hebat, maka akan dapat memunculkan pergesekan, permusuhan, dendam, bahkan terjadinya peperangan. Ukhuwah sebagaimana diajarkan dalam Islam adalah menerima setiap perbedaan, dan mendidik setiap individu untuk menjaga kerukunan, saling tolong-menolong dan saling melengkapi. Perbedaan yang terjadi pada diri manusia adalah sunnatullah yang harus senantiasa disyukuri. Tulisan ini membahas tentang ukhuwah Islamiyah dalam pandangan al-Qur'an. Pokok permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah konsep ukhuwh Islamiyah dalam al-Qur'an surat al-Hujarat ayat 10-13. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan yang agung atau kepemilikan ikatan yang kuat antara satu dengan lainnya sehingga merasakan seperti dalam satu badan atau satu bangunan. Dengan ukhuwah akan memunculkan kerukunan, keterikatan dan menghilangkan perbedaan dan permusuhan. Hikmah ukhuwah Islamiyah adalah terbentuknya rasa persatuan, keadilan, kedamaian, kerukunan, aman, adil dan sejahtera dalam kehidupan bermasyarakat.
BAB I
- PENDAHULUAN
Ukhuwah Islamiyah adalah terbentuknya suatu ikatan sesama muslim, meskipun terdapat perbedaan ras, warna, kulit maupun kebangsaan. Dengan adanya keterikatan ukhuwah Islamiyah akan terbentuk sebuah bangunan besar yang merasa saling memiliki dan saling membtuhkan, sehingga akan muncul sebuah persatuan, keadilan, kerukunan, dan kesejahteraan. Oleh karena itu ukhuwah Islamiyah menjadi landasan utama dalam membangun masyarakat ideal sebagaimana yang diharapkan (Musthafa al-Qudhat, 1994). Harapan hidup rukun dan sejahtera sesama Islam akan terwujud jika setiap individu memahami akan perbudaan adalah sunnatullah yang perlu dijaga, sehingga akan muncul keridhaan akan ketentuan Allah terhadap dirinya dan orang lain.
Semua itu terdorong karena adanya keimanan dan ketaqwaan dalam dirinya. Namun kenyataan yang terjadi dalam kehidupan manusia, banyak sekali terjadi gesekan, permusuhan dan peperangan yang mengakibatkan banyak korban harta maupun nyawa di kalangan umat Islam atau antar umat Islam itu sendiri. Sejarah mencatat banyak terjadinya permusuhan dan peperangan sesama umat Islam sendiri hanya karena permasalahan kecil yang tidak dihadapi dengan jiwa yang tenang mengakibatkan muncul ketersinggungan, gesekan, marah, saling menghina, dan lainnya. Padahal Allah Swt dengan tegas sebagaimana dalam firmannya QS. Al Hujarat ayat 10-13:
"Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim"
Berdasarkan firman Allah di atas menunjukkan kepada kita bahwa perbedaan itu adalah kehendak Allah Swt, dan tugas manusia adalah untuk senantiasa menjaga persatuan dan kerukunan agar terjalin hubungan yang harmonis di masyarakat. Melalui ayat tersebut di atas Allah Swt menyatakan bahwa manusia diciptakan terdiri dari laki-laki dan perempuan, bersuku-suku, berbangsa-bangsa agar mereka saling kenal mengenalsesama mereka. Sebagai bangsa yang memiliki keragaman, tentu banyak perbedaan yang tidak dapat dielakkan, namun Allah Swt dan Rasulnya telah memberikan arahan dan teladan bagaimana menyikapi setiap perbedaan yang terjadi disekelilingnya, agar menjadi sebuah khasanah keindahan yang saling melengkapi, sehingga tercipta tatanan kehidupan yang damai dan harmonis.[1]
Â
Menurut Mushthafa Al-Maraghi, melalui ayat ini Allah memerintahkan orang-orang mukmin untuk berpegang teguh pada kitabullah (Al-Qur'an) karena dengan semua orang mukmin berkomitmen berpegang teguh pada Al-Qur'an maka akan terwujud persatuan dan kesatuan umat Islam. Dalam Al-Qur'an ditemukan ayat yang memerintahkan semua orang mukmin wajib mentaati Allah dan Rasul-Nya, yang ajaran dan tuntunannya termaktub dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW, termasuk tuntunan memperkuat ikatan Ukhuwah Islamiyah.[2]
Â
Â
- PENGERTIAN UKHUAH ISLAMIAH
Â
Ukhuwah berasal dari bahasa arab aha-ya'hu yang memiliki arti saudara dan masdarnya adalah ukhuwah yang berarti persaudaraan (Yunus, 2007). Secara etimologi kata ukhuwah berasal dari kata akhun, yang berarti dua oang dilahirkan sama dari dua sisi ayah ataupun ibu, atau salah satu diantara keduanya, atau karena penyusuan. Kata ukhuwah juga dipergunakan bagi dua orang yang sama ras, agama, karakter, pergaulan, dan lainnya (al-Qudhat, 1994). Sedangkan Islamiyah berarti Islam, sehingga jika dirangkai dengan ukhuwah dipahami sebagai ajektif yang berarti persaudaraan Islam (Shihab, 1992). Ukhuwah Islamiyah secara jelas dinyatakan dalam al-Qur'an adalah persaudaraan antar agama Islam, dan persaudaraan antara pemeluk Islam dan bukan neragama Islam. Meskipun terdapat perbedaan, namun Islam mengajarkan untuk tetap saling toleransi, menghargai, dan menjaga persatuan.
Â
Al-Qur'an menjelaskan bahwa perbedaan yang ada bukanlah sebuah pembatas yang memisahkan setiap individu. Namun dengan perbedaan Allah ingin melihatkan keagungannya agar manusia senantiasa mensyukuri yang ada dalam dirinya, karena yang membedakan setiap manusia dihadapan Allah Swt adalah pada ketaqwaannya.
Â
Â
- Macam-Macam Ukhuwah Islamiyah
- Ukhuwah ubudiyah artinya persaudaraan sesama makhluk dan sama sama tunduk kepada Allah Swt yaitu seluruh makhluk bersaudara dalam arti memiliki persamaan (shihab, 1992)
- Ukhuwah insaniyah persaudaraan sesama manusia. Karena mereka semua makhluk ciptaan Allah Swt, dan berasal dari satu sumber yakni Adam dan Hawa. Al-Qur'an memandang semua manusia mengisyaratkan adanya ukhuwah insaniyah, karena persaudaraan sesama manusia tidak memandang agama, ras, suku, bahasa, status sosial, status ekonomi, maupun negara manapun.
- Ukhuwah wathaniyah artinya persaudaraan karena adanya keturunan atau sebangsa dan setanah air. Persaudaraan ini terjadi karena terlahir dan tinggal di satu wilayah atau negara, sehingga memiliki keterikatan sebangsa dan setanah air tanpa membedakan ras maupun agama.
- Ukhuwah fii din al-Islam persaudaraan karena adanya keyakinanatau aqidah yang sama yaitu sama-sama memeluk Islam sebagai ajarannya.
- Petunjuk Al-Qur'an Tentang Ukhuwah Islamiyah
Â
Al-Qur'an merupakan firmn Allah Swt yang diturunkan kepada manusia sebagai dasar pegangan umat Islam dalam berinteraksi kepada Allah Swt melalui ibadah-ibadah yang diperintahkannya dan al-Qur'an juga menjadi petunjuk kepada manusia dalam berinteraksi kepada sesama makhluk-Nya tanpa membedakan ras, warna kulit, maupun status sosial, karena dihadapan adalah sama, yang membedakan adalah ketaqwaannya.
Â
Perbedaan yang ada adalah sebuah keniscayaan yang tidak mungkin dihindari. Al-Qur'an menjelaskan bahwa pebedaan merupakan sunnatullah yang berlaku dalam kehidupan manusia. Untuk tercapainya tujuan kehidupan yang harmonis, damai, aman, dan sejahtera, maka setiap individu harus menjaga ukhuwah Islamiyah. Allah Swt berfirman:
Â
"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu. Kami berikan aturan dan jalan yang terang."
Â
- Sumber Keretakan Ukhuwah Islamiyah Menurut Al-Qur'an
Â
Berdasarkan Al-Qur'an, ada beberapa faktor yang menyebabkan tatanan dan ikatan Ukhuwah Islamiyah mengalami keretakan, bahkan dapat dikatakan berantakan. Pertama; Faktor kedangkalan penguasaan ilmu agama Islam pada para pemeluknya sehingga Islam dipahami secara sempit dan parsial. Penyebab seperti ini dapat kita pahami dalam Surat Al-Maidah ayat 14, yang artinya:
Â
".....tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya, maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan."
Â
Â
Akibat dari melupakan sebagian dari ketentuan agama pasti akan terdorong kepada perpecahan dan permusuhan sesama umat Islam dan seperti inilah yang terjadi pada umat Islam selama ini. Jika ada satu kelompok muslim menyepelekan atau melupakan satu bagian saja dari sumber dan dalil-dalil nash ajaran Islam, kelompok lain menyepelekan atau melupakan bagian yang lain dan kelompok-kelompok yang lain lagi menyepelekan atau melupakan bagian yang berbeda, maka timbullah perpecahan umat Islam dalam beragama karena ketidaktahuan mereka terhadap bagian dalil nash yang tidak mendapat perhatian dari mereka.
Â
 Perpecahan umat Islam diduga kuat dapat terjadi karena sebagian umat Islam mengambil Islam secara parsial, ada kelompok yang mengamalkan dimensi ritual dan melupakan dimensi sosial, ada kelompok lain yang membesar-besarkan dimensi seremonial dan melupakan dimensi subtansial, dan ada kelompok yang berbeda lainnya yang mengagungkan dimensi mistikal, seperti aktivis-aktivis thariqat, dan aktivis/jama'ah majlis dzikir yang mengedepankan aspek esoterisnya dan menyepelekan ajaran yang subtansial dan ideological
Â
Â
- Upaya Merajut Ukhuwah Islamiyah
Â
Untuk merajut Ukhuwah Islamiyah agar bisa eksis secara utuh dan kuat adalah dengan mengembalikan filsafat dan pandangan hidup umat Islam dalam menjalani kehidupan keagamaannya kepada tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Ambisi kekuasaan, jabatan, kekayaan, materi dan popularitas yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak sejalan dengan ketentuan perundang-undangan dan melenceng dari ketentuan syari'at Islam, maka dengan mengamalkan pesan-pesan yang termaktub dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW dapat meredam semua ambisi tersebut.
Â
Tindakan mengedepankan emosi dan mengobarkan semangat permusuhan kepada sesama muslim yang berbeda pandangannya dalam pengamalan amalan- amalan sunat, dan menafikan peran akal sehat dalam menyelesaikan persoalan- persoalan keagamaan dan kemasyarakatan yang terjadi di kalangan masyarakat Islam, dapat diminimalisasikan melalui program pendidikan Islam yang sistemik, berwawasan luas dan mendalam dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan keislaman setiap muslim sehingga keimanan, ketakwaan dan akhlakul karimah mereka menjadi meningkat.
Â
- Kesimpulan
Â
Berdasarkan Al-Qur'an, Ukhuwah Islamiyah digambarkan sebagai ikatan jiwa yang terjalin sesama muslim karena adanya kesamaan 'aqidah, iman dan agamanya yang tercermin dalam satu rasa dan satu cita sehingga melahirkan saling menyayangi, saling membantu, saling menhargai, saling membela jika terzhalimi, bekerjasama dalam hal-hal yang disepakati dan bersikap tasamuh (toleransi) dalam masalah-masalah yang menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Jika terjadi perselisihan antara sesama muslim, maka pihak yang berwenang harus mendamaikannya dengan seadil-adilnya. Ukhuwah Islamiyah akan bisa terwujud jika hati setiap muslim dan muslimah diikat dengan tali Allah, yakni Al-Qur'an. Al- Qur'an disebut tali untuk menunjukan bahwa ia dengan seluruh ajaran dan ketetapan hukum-hukumnya mengikat orang-orang mukmin yang mengamalkannya, mengikat mereka seluruhnya kepada Tuhannya, sehingga mereka terpelihara dari tergelincir kepada hawa nafsu dan terlindung dari godaan syaitan.
Â
Â
Menurut Al-Qur'an, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rusaknya ikatan Ukhuwah Islamiyah. Faktor kedangkalan penguasaan ilmu agama Islam sehingga Islam dipahami secara sempit dan parsial dan pada gilirannya mereka dengan sangat mudah menuduh pihak yang berbeda pendapat dengannya sebagai golongan penganut aliran sesat. Berkembangnya rasa dengki dan iri hati oleh seseorang atau sekelompok orang Islam terhadap kelompok muslim lainnya karena tidak senang melihat golongan muslim lainnya itu berprestasi atau lebih sejahtera penghidupannya juga menjadi penyebab rusaknya ikatan Ukhuwah Islamiyah. Mengedepankan emosi dengan menggerakkan massa dan tindakan kekerasan, dan menafikan peran akal sehat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan keagamaan dan kemasyarakatan juga menjadi pemicu runtuhnya bangunan Ukhuwah Islamiyah. Persaingan tidak sehat untuk mendapatkan kekayaan, jabatan, kekuasaan, kesenangan dan popularitas sehingga ada pihak-pihak yang terzhalimi juga menjadi pemicu hancurnya Ukhuwah Islamiyah.
Â
Dengan terwujudnya upaya pengembalian pandangan hidup umat Islam secara utuh dan konsekuwen kepada tuntunan Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW insya Allah jalinan Ukhuwah Islamiyah sesama muslim dapat terajut kembali. Dengan berkomitmen memegang teguh pada ajaran dan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW, ambisi kekuasaan, jabatan, kekayaan dan popularitas, sikap iri dan rasa dengki kepada sesama muslim yang berbeda pendapat dari kelompoknya akan terminimalisir. Dengan mengembangkan sikap saling mendukung pada persoalan-persoalan ushuliyah (pokok-pokok agama) dan bersikap tasamuh (toleransi) pada masalah furu'iyah yang dikategorikan sunat (mandub) hukumnya ikatan Ukhuwah Islamiyah dapat terajut kembali.. Penggunaan prinsip tarjih dalam proses berfikir untuk pengembangan keilmuan dan penggunaan prinsip silaturahim dalam pengamalan serta ada upaya yang sungguh-sungguh untuk mengenyahkan sikap suuzhzhan (berprasangka buruk) kepada golongan lain yang berbeda dari golongannya dan mengembangkan sikap husnuzhzhan (berprasangka baik) kepada sesama muslim juga menjadi perekat untuk merajut Ukhuwah Islamiyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H