Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Doa Pekerja Seks Komersial

22 Januari 2014   15:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mohon doa Uztad agar aku laku, laris di tempat kerjaku Aku yang doakan atau kamu sendiri yang berdoa?

Bagaimana baiknya Tad? Lebih afdhol kalau kamu sendiri yang berdoa, tidak pakai perantara

Baik Tad. Caranya dan lafalnya seperti apa Tad? Saya akan tuliskan

***

Ustad Mizan itu pun menuliskan lafal doa di secarik kertas, dan menyerahkannya ke Evi, Sang PSK itupun pamit dan berterima kasih kepada Uztad Mizan. Ia kembali jalani pekerjaannya, kian malam, kian banyak pelanggannya. pendapatannya pun menukik. Apa karena efek doanya itu yah? Hingga Evi, kerepotan melayani lelaki. Mereka antrian. Evi ngos-ngosan: "Ah, untuk dapat rejeki, memang harus bekerja keras, penuh semangat dan pantang menyerah", bisik hati Evi.

Sebulan kemudian, ia berpapasan Uztad Mizan.

Apa kabar? Baik-baik Tad

Gimana pekerjaanmu? Aku resign Tad

***

Alkisah, Evi mundur. Uztad Mizan tak tahu menahu alasan Evi berhenti dari pekerjaannya. Hanya Evi yang tahu, Evi resign, karena aset satu-satunya hancur. Onderdilnya, aus diakibatkan ramainya pelanggan sebulan lamanya. Zona kepribadiannya, tak berfungsi lagi sebagaimana mestinya, alat kelaminnya lumpuh. Evi, bersedih sekaligus bersenang hati, sebab kehancuran Miss V-nya membuatnya bertobat kepada Allah. Kita tak tahu apa isi doa yang pernah dituliskan Uztad Mizan kepadanya. Hingga jalan hidup Evi berbalik haluan, sampai ia bersuami, punya anak-anak dan hidup normal dalam mahligai sebuah rumahtangga.

Hemmmmmmmm... Tuhan selalu punya metode yang terbaik buat hamba-hambaNya^^^

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun