Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

BBM Naik, Unhas Mencekam

19 November 2014   06:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:26 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

USAI menghadap Allah; sholat isya. Saya bergegas ke kampusku, Universitas Hasanuddin. Terkulailah saya memandang warga dan demonstran, jual-beli lemparan batu, teriakan, mercon dan busur. Sulit sekali berada dalam posisi netral dalam sikon serupa ini. Saya teramat prihatin atas nasib mahasiswaku yang dikepung warga. Namun, sayapun memaklumi atas kemarahan warga, karena demonstrasi mahasiswa Unhas, yang dimulai pukul 14.00 WITA macetkan jalan, lumpuhkan transportasi.

Catatan: Saya memiliki foto-foto demonstran, warga dan TNI, namun gagal diterima Kompasiana.

***

Sempat saya tuliskan status di Facebook: "Ya Allah, kuberada saat ini di pintu 1 Unhas: Perang warga vs demonstran". Beragam tanggapan kuterima, memintaku berhat-hati. Selanjutnya, perang demonstran vs warga, kian menuju puncak, mahasiswa Unhas hanya mampu bertahan di pintu gerbang pintu 1.

(Aksi pembakaran sepeda milik Unhas oleh warga)

Setidaknya 7 kali mahasiswa dipukul mundur oleh warga, warga mempersenjatai diri dengan parang, batu, tongkat, tiang bendera dan tameng. Bergantian menyerang, saat warga mendekat pintu gerbang, mahasiswa Unhas meluncurkan mercon jarak jauh. Warga berlarian mundur, mahasiswa melewati tapal batas/pintu gerbang dengan tameng. Saya hanya mampu berdoa, semoga tiada yang 'tewas' malam ini dari kedua masyarakat yang berperang: Mahasiswa dan Warga.

Warga sungguh murka, hingga mereka kembali menyerang. Aksi balas-membalas lemparan batu, terjadi lagi. Dua warga yang sempat masuk ke kampus, ditangkap oleh mahasiswa. Warga kian marah, warga dengan massa banyak itu, sukses membakar pintu gerbang, mahasiswa mundur, menyebar. Ya Allah, seorang warga terkena busur, menetes darah di aspal, persis belokan masuk Unhas. Kusaksikan sendiri, sembari meneteskan air mataku atas nasib rakyat Indonesiaku.

Warga kian bringas, puluhan sepede sebagai fasilitas transportasi kampus, dibawa dan dikumpulkan di jalan raya, lalu dibakar bersama sebuah motor. Seorang warga di sampingku berkata: "Demo sih demo, tapi jangan ganggu jalanan". Begitu muak masyarakat atas aksi mahasiswa Unhas, yang bikin miris lagi, seorang warga yang menyerang mahasiswa, ternyata ponaannya ada di barisan mahasiswa itu. Ini ironi kehidupan, rakyat telah terpecah belah, saling memakan atas kebijakan Mas Jokowi dan Daeng Jusuf Kalla.

***

Seorang warga lagi (di samping kananku) berkata cerdas: "Kalau BBM tidak dinaikkan, keadaan akan lebih parah tahun depan". Begitu celotehnya bak pengamat politik. Posisiku sangat sulit, sebab saya hermaprodit, sebagai warga dan sebagai sivitas akademia. Tiada seorang polisi hadir, seputar pukul 21.00, barulah tiba satu-dua polisi. Keadaan kian mencekam, saat sebuah mobil nyaris dibakar warga. Seorang telah naik di atap mobil dan berteriak lantang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun