Sesaat ia menatap mata saya dengan sorot yang kurang bersemangat. Lalu kembali berpaling, da menerawang ke arah bukit di kejauhan.
Sepi mengoyak dangau tempat kami berada. Sementara orang yang sedang menanam biji-bijian di kebun saya masih sibuk dengan pekerjaannya. Dan jaraknya sekira dua ratusan meter dari dangau.
"Rumah tangga kami sedang bermasalah, Kang," katanya tiba-tiba, serupa keluhan.
"Apa masalahnya?"
Ia tak segera menjawabnya. Justru malah menatap saya lekat-lekat.
"Tapi tolong sebelumnya. Persoalan ini cukup Akang saja yang tahu..." ujarnya kemudian dalam nada yang kental dengan permohonan.
"Oke. Tapi memangnya ada masalah apa?"
"Istri saya ketahuan beselingkuh, Kang," cetusnya dengan bibir bergetar.
Mendengar pengakuannya, saya merasa kurang percaya. Bagaimanapun usia tetangga saya itu tidak jauh beda dengan saya. Demikian juga rumah tangganya pun sama-sama sudah cukup lama.Â
Kami berdua sudah sama-sama memiliki banyak cucu. Hanya bedanya mungkin dari jumlahnya saja. Kalau saya sampai sekarang ini sudah dikaruniai lima orang cucu dari tiga anak kami. Sedangkan tetangga saya baru memiliki cucu dua dari anaknya yang sulung.
Usia saya dengannya pun sama sudah berkepala enam. Hanya mungkin yang menjadi pembedanya adalah usia istri kami berdua. Usia istri saya dengan saya sendiri hanya berselisih empat tahun, sementara usia istrinya dengan tetangga saya itu berbeda agak jauh memang. Kalau tidak salah bedanya sekitar 15 tahunan. Walhasil sekarang ini usia istrinya kira-kira 45 tahun.