Kemudian sambil menikmati cappucino keponakan jauh saya menceritakan kejadian yang tadi baru dialaminya.
Konon menurutnya, anak-anak ABG itu sepertinya pergaulannya sudah cukup jauh. Malahan, katanya, mereka pun tidak sungkan-sungkan mengajaknya untuk pergi ke hotel.
Astaghfirullah... Saya hanya bisa mengurut dada. Betapa anak-anak yang tinggal di pelosok desa pun sudah sedemikian jauh melangkah dalam hidupnya.
Padahal di desanya hampir di setiap sudut selalu ditemui ada majelis taklim. Demikian juga di setiap kampungnya terdapat pesantren, tempat mengaji anak-anak dan remaja. Bisa jadi anak-anak ABG tadi pun di kampungnya masih suka mengaji juga.
 Sungguh. Saya sama sekali tak menyangka dan tak menduga hal seperti itu bisa terjadi pada anak-anak ABG dari pelosok desa yang masih mengagungkan moral dan agama. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI