Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Guruku Kekasihku

26 November 2021   06:00 Diperbarui: 26 November 2021   06:21 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: pexel.com/RODNAE Productions)

Ya, sejak berwisata ke Yogyakarta, hubungan kami terjalin dalam dua warna. Saat di sekolah, Ibu Saras tetap kuanggap sebagai guru yang dihormati. Tetapi ketika di luar, Saraswati adalah kekasih yang kucintai setulus hati.

Bahkan karena itu juga, semangat belajarku jadi berlipat ganda. Yang sebelumnya paling hanya mampu mencapai ranking dua, ketika ujian akhir sekolah aku berhasil meraih juara umum.

Atas dorongan dia juga aku melanjutkan pendidikan dengan mengambil jurusan yang sesuai dengan minat, serta cita-cita yang telah lama kupendam. Aku mengambil jurusan publisistik setamatnya dari SMA.

Tapi konsekuensinya kami harus berjauhan memang. Hanya saja Ibu Saras juga yang menyalakan semangatku. 

"Untuk sementara saja kita berjauhan, jika ada kesempatan kita pun dapat berjumpa kembali. Bukankah hati kita  tetap bersama?" Begitu katanya berulang kali diucapkan saat berpamitan.

Memang sejak meninggalkannya, hati kami seakan tidak terpisahkan. Surat yang dikirim dan diterima, setiap minggunya mengalir tiada henti. Hubungan LDR pun berjalan dengan sempurna.

Benarkah begitu sempurnanya?

Baru saja duduk di semester empat, suatu hari Pak Pos sebagaimana biasanya menyerahkan surat dari kampung halaman. Dari Ibu Saras yang tersayang. Hanya saja surat yang kuterima lain dari biasanya. Amplopnya lebih besar dan isinya terasa agak berat.

Ternyata saat kubuka, isinya ada dua macam. Yang satu kertas berwarna merah jambu, alias warna pink, dan satu lagi sebuah surat bersampul biru muda dengan tulisan besar dengan kata U N D A N G A N. Lalu ada lagi kata-kata Mohon  Do'a Restu. Sehingga membuatku penasaran karenanya. Terlebih lagi di baliknya tertera tulisan Menikah Dra. Saraswati dengan Ir. ... Ahhh... Aku tak mampu lagi untuk membacanya.

Untuk sesaat aku seakan kehilangan segala-galanya. Lesu tiada berdaya. Begitu juga surat dengan kertas merah jambu kubiarkan tergeletak di atas meja. Dari surat undangan itu saja sudah kuterka apa isinya.

Setelah kecamuk dalam dada sedikit mereda, kucoba untuk membaca semua yang kuterima darinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun