Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Utang Kriditan Dibayar Lunas dengan Tidur Semalam

10 Agustus 2020   19:53 Diperbarui: 10 Agustus 2020   20:19 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah pengalaman salah seorang tetangga yang pernah malang-melintang mengembangkan usahanya di bidang kredit perabotan rumah tangga, di kota Jakarta sejak awal tahun 70-an hingga ahir 80-an, seringkali menuturkan satu pengalamannya yang tidak pernah terlupakan sampai sekarang.

Memang orang Tasikmalaya pada umumnya sejak tempo doeloe dikenal sebagai wirausaha yang ulet dan tekun. 

Salah satu usaha yang mengangkat nama Tasikmalaya, adalah usaha kredit, atau warga Tasikmalaya sendiri lebih suka melafalkannya dengan kata kiridit. 

Hal itu bisa jadi lantaran lidah warga Tasikmalaya yang kental dengan bahasa Sunda. Sehingga orang yang bergerak di bidang usaha itupun disebut sebagai tukang kiridit. 

Sementara barang yang dijualnya dengan pembayaran yang dilakukan secara diangsur dalam jangka waktu tertentu, ada yang secara harian, ada mingguan, per dua mingguan, sampai setiap bulan sekali. Tergantung dari kesepakatan perjanjian antara penjual dengan pembeli.

Bahkan ada juga yang musiman. Bagi tukang kredit musiman biasanya banyak beroperasi di daerah yang mengandalkan usaha dari hasil bertani. Seperti misalnya di daerah Karawang yang sebagian besar warganya banyak bercocok tanam padi di sawah. 

Untuk tukang kredit yang satu ini, mereka menjajakan barang dagangannya di saat musim tanam padi, dan bila musim panen, baru dipungut bayarannya sekaligus.

Oleh karena itu setiap pelaku usaha kiridit, selalu memegang buku catatan daptar para konsumen yang dicatat dengan model sederhana, mulai dari nama konsumen, barang yang dibelinya, dan waktu pembayaran angsurannya.

Biasanya buku tulis tukang kiridit, atau kredit, adalah buku tulis yang tebal. Dengan ukuran yang bervariasi. Kadang ada yang berukuran buku notes, dan ada juga yang berukuran normal. Tergantung selera pedagang itu sendiri, atau banyak dan sedikitnya konsumen yang memiliki utang.

Sementara harga barang yang dijual tidak akan sama dengan harga yang dibayar secara cash, atau tunai. Biasanya tukang kiridit menawarkan kelebihan harga sesuatu barang sekitar 30 - 50 persen lebih tinggi dari harga tunai.

Begitulah kira-kira gambaran singkat tukang kredit yang kebanyakan datang dari pelosok kampung di Tasikmalaya, dan mengembangkan usahanya di kota-kota besar. Seperti misalnya di Jakarta, Bandung, bahkan di tahun 80-an ke belakang, dimana sedang booming-nya usaha kreditan, hampir di setiap daerah di Indonesia ini dapat ditemui tukang kredit yang berasal dari Tasikmalaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun