Sehingga tak pelak lagi dengan yang pernah dikatakan Nicollo Machiavelli dalam salah satu adikaryanya, Il Principe (Sang Pangeran), bahwa kekuasaan harus digapai dan dipertahankan, meski harus membuang bab etika ke tong sampah, diyakini para pelaku pembangunan dinasti politik tidak boleh tidak harus dilakukan demi melanggengkan ambisi kekuasaannya.
Maka suka maupun tidak, dalam kasus politik dinasti yang semakin berkembang sekarang ini, dan menjadi polemik yang begitu seksi, karena Presiden Jokowi sendiri yang awalnya akan menjunjung tinggi fatsoen politik, pada akhirnya ikut terkontaminasi, dan tidak mempedulikannya lagi.
Oleh karena itu, yang menjadi pertanyaan, untuk apakah keluarga Presiden Jokowi turut serta dalam Pilkada serentak Desember mendatang hanya akan melanggengkan kekuasaan demi memperkaya dinasti sendiri, atau justru akan membalikkan prediksi itu tadi?
Terlepas apapun jawabannya, tetap saja beban yang harus dipikul oleh keluarga Jokowi akan begitu berat dirasakan. Belum juga Pilkada dilaksanakan, polemik di setiap sudut ruang publik tak hentinya diperbincangkan.
Apalagi jika terpilih nanti. Beban itu akan semakin terasa bertambah berat saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H