"A. ADUUUH!!" cepat-cepat mengelus punggungnya yang baru saja dihajar oleh Sherr. "S, SAKIIT, TAU!"
"Makanya, jalan tuh tegak, Dann. Hihihi!" sambil tersenyum lebar ke korbannya itu. Entah ia hanya iseng atau ingin menolong, tapi Sherr paling benci melihat cowok yang bawaannya loyo.
"Hmm.. Kalo bukan soal cinta-" melirik ke atas sambil menerka-nerka apa yang sebenarnya sedang Dann alami. "Lalu apa?" menoleh ke Dann yang berusaha menegakkan tulang punggungnya.
Ia merasa enggan untuk menceritakaannya, Tapia akhirnya ia mengalah kepada Sherr yang memasang ekspresi imutnya. Ia paling tidak tahan kalau sudah begitu. "Cita-cita.." jawab Dann dengan nada datar.
"Heh?" Sherr tidak menyangka kalau hal itu yang muncul.
"Iya, gara-gara itu. Hooaahmm.." merenggangkan badannya sambil terus berjalan melewati gerbang sekolah dan menuju halte bus yang tidak jauh dari situ.
Untuk beberapa saat, pembicaraan antara mereka berdua terhenti selagi menunggu bus datang. Mungkin, Sherr sendiri bingung bagaimana menanggapi keluhan sahabatnya ni.
Tak lama kemudian, bus pun datang. 'CKIIT!" dan mereka melanjutkan pembicaraan.
"Emang, cita-citamu kenapa?" duduk di kursi yang dekat dengan jendela.
"Nggak asik aja, Sherr." Duduk di sampingnya sambil menyibakkan rambut hitam pendeknya yang terasa salah posisi.
"Ya dibuat asik, lho!"