Akan tetapi, untuk dapat masuk ke Akademi Sinegard, seseorang harus mendapat predikat lulus dengan nilai terbaik. Akhirnya bersama seorang tutor bernama Tutor Feyrik, Rin belajar siang malam tanpa henti bahkan sampai berhenti tidur. Setelah dua tahun menyiksa diri sendiri, akhirnya Rin berhasil melewati ujian neraka tersebut dengan namanya berada pada peringkat satu di seluruh provinsi.
Nah, itulah sinopsis dari novel The Poppy War, kisah pembuka dari trilogi The Poppy War.
Hal-Hal Menarik dari buku The Poppy War
Walau mengambil latar belakang kejadian nyata, yaitu Perang Opium pada abad ke-19, Rebecca F. Kuang tidak menggunakan nama-nama asli dari sejarah tersebut. Sebagai contoh, daratan Tiongkok di dalam novel ini bernama kekaisaran Nikan. Sedangkan pihak Inggris yang menjadi lawan dari Perang Opium, Kuang memberinya nama sebagai Hesperia. Lalu ada juga suatu tempat di sebelah timur Nikan, yaitu Federasi Mugen atau pulau busur panjang, yang di dunia nyata adalah negara Jepang.,
Hal menarik yang saya maksud di sini adalah pengembangan cerita yang sama sekali tidak terprediksi. Awal-awal saya baca, saya berpikir ini seperti novel kebanyakan, di mana sang protagonis utama, yaitu Fang Runin, melakukan perjalanan dari seorang pecundang menjadi sosok hebat. Eh, ternyata agak melenceng dari dugaan.
The Poppy War ini menceritakan tentang Rin yang berjuang demi negaranya, yaitu Nikan, dari gempuran Federasi Mugen yang menciptakan Perang Opium ketiga. Ia yang awalnya murid akademi, dipaksa turun ke pertempuran ketika tiba-tiba pihak Federasi Mugen menyerbu ke Sinegard. Saat itulah cerita ini mulai berkembang dengan amat luar biasa.
Kehidupan Rin di sekolah yang selalu dibully karena berasal dari provinsi ayam yang penduduknya berkulit gelap, berubah menjadi interaksi antar dewa-dewa dan rahasia tersembunyi dalam kekaisaran Nikan selama ini.
Salah satu master Sinegard, Jiang, menjelaskan bahwa dunia ini adalah mimpi para dewa. Untuk mencapai keberadaan para dewa, seseorang harus pergi ke suatu tempat bernama Panteon. Tempat itu dapat dicapai dengan teler. Ya, teler. Benar-benar teler, itu bukan salah ketik.
Inilah yang membuat menarik dari novel The Poppy War. Peperangan yang terjadi di awal-awal mungkin hanya perang biasa antara baja melawan baja. Namun ketika Rin dikirim ke sebuah organisasi bernama Cike, akhirnya ia tahu bahwa teman-temannya tak hanya bertempur mengandalkan senjata, tetapi juga para dewa.
Kuang menuliskan sebuah dunia fantasi yang tidak terprediksi. Masa lalu Rin yang ternyata tidak sesederhana itu, teman-teman yang memiliki berbagai macam sifat, juga kekuatan dahsyat yang selama ini bersemayam dalam diri Fang Runin. Dikemas menjadi sebuah kisah epik petualangan dan peperangan.
Dunia politik yang dipenuhi kelicikan, kepalsuan dan pengkhianatan, sangat terasa dalam novel The Poppy War ini. Juga perjuangan Fang Runin dalam mencari kekuatan demi negaranya, benar-benar mengaduk emosi pembaca. Kegagalan demi kegagalan, sebuah perjalanan panjang yang penuh lika-liku, hingga akhirnya Rin berhasil memanggil sang dewa amarah, Phoenix, turun ke dunia untuk menghancurkan musuh-musuhnya, selama itu pembaca akan dibuat marah, kesal dan terharu.