Mohon tunggu...
Arry Azhar
Arry Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

Arry Azhar merupakan seorang yang hobi belajar. Baginya belajar adalah sesuatu yang mengasyikkan penuh dengan pengalaman serta nilai nilai kehidupan yang didapatkan. Melalui kompasiana, ia mencoba belajar menjadi penulis. Arry Azhar memiliki hoby membaca, mendengarkan musik, menulis, menonton film dan Traveling.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cerbung Bagian 2 : Langit Kelabu di Ujung Senja

3 Februari 2025   17:47 Diperbarui: 3 Februari 2025   17:47 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kegelapan dan kehampaan (Sumber: Foto Pribadi)

Apakah ia masih hidup?

Namun, pikirannya kacau. Bayangan terakhir yang ia ingat adalah hujan deras, tubuhnya yang membeku, dan ibunya yang muncul di tengah kegelapan. Tapi sekarang, ia ada di tempat asing, dengan suara mesin berbunyi seperti dentang kematian yang menunggu giliran.

Damar ingin bangun, tapi tubuhnya terlalu lemah. Jantungnya berdetak lebih cepat ketika ia menyadari bahwa ia sendirian. Tidak ada ibunya. Tidak ada siapa pun.

Tiba-tiba, langkah kaki terdengar dari luar ruangan. Derapannya teratur, tapi ada sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri. Suara itu semakin mendekat, dan jantung Damar berdegup semakin kencang.

Siapa itu?

Pintu terbuka perlahan, engselnya berderit lirih seperti jeritan tertahan. Bayangan seseorang masuk ke dalam ruangan, siluetnya samar di bawah lampu redup. Damar menelan ludah, ingin berteriak, tapi tenggorokannya terasa tercekat.

Sosok itu berdiri di ambang pintu, diam tanpa suara. Damar bisa merasakan keberadaannya, tetapi wajahnya tertutup bayangan.

Tubuhnya gemetar. Ia ingin bergerak, ingin bersembunyi, tetapi tubuhnya masih terjebak dalam kelemahan.

"Damar..."

Suara itu terdengar aneh. Dalam, serak, dan hampir tidak seperti suara manusia.

Damar membeku. Jantungnya berdebar begitu kencang, seolah akan meledak. Ia ingin menjerit, tetapi sesuatu dalam dirinya menahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun