Sebenarnya Raka sempat curiga mengapa pihak rumah sakit memberi potongan biaya rumah sakit yang begitu besar. Mereka beralasan ada donatur yang memberikan bantuan untuk perawatan pada kasus serius. Dokter yang waktu itu memberi penjelasan tidak menyampaikan seara detail, dan keluarga Raka hanya mengangguk setuju. Saat itu dokter meyakinkan bahwa kondisi fisik Raka sangat baik sehingga memungkinkan untuk dioperasi agar cepat sembuh. Dan keluarga Raka semakin yakin.
Hal mencurigakan lain adalah ketika dokter Ananta, janda satu anak ini secara khusus hanya menangani kasus Raka pada waktu itu. Bahkan dokter Ananta rela menutup praktek di rumahnya sampai Raka sembuh. Sesuatu yang berlebihan bila dilakukan tanpa ada alasan khusus.
Pikiran Raka terus mencari dan menelusuri kebenaran. Terutama kebenaran akan cinta dan ketulusan Ananta. Kalaupun pada akhirnya kebenaran cinta itu memang ada, mungkin Raka akan memaafkan Ananta. Bagaimana kalau tidak? …
-**-
“Hmm…. Tapi jangan-jangan Raka akan menyembunyikan kejadian ini sampai pada saat detik terakhir kehidupannya,” tebak dokter Ananta. “Raka terlalu baik. Suami saya bisa cemburu ini” katanya sambil geleng-geleng.
Aku tersenyum bingung. Dokter Ananta ternyata bisa menghadirkan Raka dalam kehidupan nyata. Setidaknya dalam canda di detik-detik terakhir pertemuanku dengannya di rumah sakit.
“Saya akan membantu kamu sampai naskah ini selesai. Boleh saja sesekali bertamu ke rumah saya. Anak saya pasti senang ketemu kamu. Dia juga suka membuat cerita sepertimu.”
“Terimakasih Dok!”
“Baiklah, hari ini visit terakhir saya. Saya terapi kamu, semoga memberi efek positif. Tidak banyak orang sadar akan pentingnya terapi untuk asma yang kronis seperti kamu. Padahal kalau mereka mau setidaknya tidak akan sering-sering mengeluh sesak nafas dan keluar masuk rumah sakit yang memakan banyak biaya dan waktu. Ya kan?”
Aku mengangguk. Keputusanku sudah tepat. Dan aku sangat beruntung bertemu dokter Ananta. Tidak hanya menyembuhkanku secara fisik tapi juga membantuku secara spirit agar aku terus bertahan untuk hidup sehat. Karena dokter Ananta tau aku punya impian yang sedang kuperjuangkan.
Aku merapikan lembaran demi lembaran sesaat setelah dokter Ananta berlalu. Kulihat dokter Ananta adalah orang yang sangat rajin. Tulus hatinya untuk benar-benar menolong orang yang sedang menjalani perawatan medis. Dia sangat cekatan dan juga ulet. Perfeksionis dan pekerja keras. Banyak pasien yang mengidolakannya. Yang selain cantik wajahnya juga cantik hatinya.