Mohon tunggu...
Arrum
Arrum Mohon Tunggu... -

berkarya itu sebagian dari kemerdekaan...(seharusnya)...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Storiterapi

30 Oktober 2015   11:05 Diperbarui: 30 Oktober 2015   11:18 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Kamu akan membantu Raka memenjarakan istriya,” kata dokter Ananta. Tampaknya dia melihat lembaran-lembaran kertas di pangkuanku.

“Emm…Saya memilih untuk memintanya kembali pada istrinya. Bagaimanapun juga semua sudah terjadi. Toh sang istri telah mengabdikan dirinya seumur hidup untuk Raka seorang.”

“Kenapa begitu? Bukankah kamu pun mendambakan Raka kembali padamu?”

“Entah Dok. Saya masih bingung untuk mengakhirinya,” tapi dokter Ananta terlihat tak puas dengan jawabanku. “Dan Saya harus segera menyelesaikan catatan terakhir saya sebelum terapi ini selesai. Saya takut kehabisan waktu. Barangkali Dokter sudah sibuk dan tak bisa lagi duduk atau berdiskusi dengan saya.”

Dokter Ananta melihat kebimbanganku. Selang beberapa detik kemudian dia mengambil lembaran kertas dari pangkuanku.

“Tunggu!”

-**-

… Raka, ternyata tak banyak bereaksi setelah menyelesaikan lembar terakhir dokumen itu. Dia hanya terkejut, ternyata dokter Ananta menikahinya karena merasa berhutang pada Raka yang telah membuatnya meraih prestasi dalam riset yang dilakukannya pada tulang kaki Raka. Bertahun yang lalu Raka telah dimanfaatkan sebagai sampel percobaan transplantasi tulang.

Raka juga menemukan hasil rontgen pertama pasca kecelakaannya. Hasil rontgen memperlihatkan bahwa tulang kaki Raka hanya sedikit retak. Tentu saja ini tidak membutuhkan transplantasi tulang yang menghabiskan banyak uang dan waktu, seperti yang dilakukan sejauh ini.

Dokumen lain memperlihatkan jadwal operasi pembedahan tulang dan serentetan lagi tindakan-tindakan medis berkaitan dengan proses transplantasi tulang di kaki Raka. Semua terjadwal dan terencana. Setiap kali dokter Ananta sukses di satu tindakan dia mendapat semacam surat persetujuan untuk melanjutkan risetnya dalam tindakan operasi selanjutnya. Raka sampai tak ingat berapa kali dia harus bolak-balik ke ruang operasi.

Raka juga melihat surat persetujuan transplantasi dan bedah tulang antara pihak keluarga dengan pihak rumah sakit. Pada surat persetujuan itu memang dibuat dengan menyebutkan adanya pembedahan dan transplantasi tulang. Tapi tidak dijelaskan secara rinci penyebab yang mengharuskan dilakukannya tindakan-tindakan operasi itu. Tampaknya keluarga Raka kurang memahami apa maksudnya, yang mereka tau hanyalah kepastian Raka untuk sembuh. Hanya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun