"Halah! Aku juga bisa. Nih lihat, berapa detik aku bisa ngeheadstand. Hitung tuh di hape lu, ye!"
Engkong sigap melakukan headstand, malah lebih lama sedikit dengan yang dilakukan Haut.
"Berapa detik, Dur?"
"Sembilan. Ruarrr biasah, Kong. Enam berbanding sembilan!"
Engkong tak menyahut. Langsung minum susu sapi jantan di baskom.
"Wuahhh, sehat dan segar!. Masak mo kalah sama Lebakwana punya stempel padepokan."
***
Dari kejauhan, tepatnya tikungan Jalan Hewan-Hewan muncul mikrotrans. Berhenti sejenak di Gang Kebo, lanjut ke Gang Sapi. Selepas mikrotrans kembali melesat, Mpok Ira dan Mpok Uya sudah berdiri di bahu jalan.
"Dur, bantuin nyebrang donk!" Pinta Mpok Uya sambil mengedipkan bulu mata yang kata orang Jawa tumengeng ing tawang.
Idur segera meniup kacamatanya yang semakin menebal dan beranjak menyeberang jalan. Sedang Engkong dan Haut dibuat cemberut, wajah mereka berdua terlihat persis kulit jeruk purut yang mulai mengerut. Â Â Â
"Hai, Engkong. Hai, Haut." Sapa Mpok Uya.