Menyenangkan, mudik kali ini masih lancar jaya dari Probolinggo ke Banyuwangi. Lewat jalur alternatif Besuki, Arak-Arak, Sukowono, Kalisat, tembus Sempolan dan lanjut ke Banyuwangi.
Saat melewati kelokan naik turun Pegunungan Gumitir, tepatnya di titik lokasi Rest Area Gumitir, mata sempat melirik ikonik "Kursi Raksasa". Tepat di atas area parkir bawah Rest Area Gumitir.
Ada rasa dendam belum terbayar. Sebab sudah sering kali lewat. Sudah sering kali mendengar. Sudah sering kali membaca keunikan yang terdapat di Rest Area Gumitir.
Selain terdapat resto dan cafe, ada beberapa ikonik di Rest Area Gumitir. Terdapat juga Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Peninggalan Hindia Belanda yang masih terhampar asli di bawah lokasi Rest Area Gumitir.
Dendam yang harus bisa dilunasi dan sewaktu balik ke Probolinggo mampu terbayar. Sebab apa? Di Rest Area Gumitir terdapat kereta api mini roda empat yang mampu membawa penumpang lebih dekat ke Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Gumitir.
Gayung bersambut, sewaktu kaki menginjak Rest Area Gumitir, kereta api mini baru tiba dan menurunkan penumpang. Giliran penulis dan keluarga diikuti beberapa orang memanfaatkan jasa kereta api mini untuk menuruni perbukitan kebun kopi. Bergerak lambat dan hati-hati menuju Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Gumitir. Â
Perjalanan pergi dan balik dari Rest Area ke Terowongan Mrawan dan menyusuri Kampung Perkebunan Zaman Belanda di Gumitir membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Waktu tempuh yang cukup lama menikmati wisata heritage (wisata sejarah).
Cukup dengan membayar tiket 30 ribu rupiah/orang, perjalanan terasa begitu mengesankan. Melewati jalan makadam menuruni perbukitan dengan pemandangan alam perkebunan kopi robusta yang menyejukkan dan memanjakan mata.
Sampai di titik paling dekat ke Terowongan Mrawan, kereta api mini berhenti dan memberi kesempatan penumpang untuk turun lebih dekat menuju pintu masuk barat Terowongan Mrawan.
Penumpang kereta api Jember-Banyuwangi atau sebaliknya pasti merasakan sensasi melewati jalur gelap ini. Merasakan raungan roda kereta api berbaur getaran rangkaian gerbong dan klakson yang seakan tak henti dibunyikan masinis.
Memiliki panjang 690 meter yang membelah perbukitan, Terowongan Mrawan dibangun tahun 1901-1902 dan selesai tahun 1910 oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api Hindia Belanda. Masih jelas tertulis di pintu masuk terowongan.
Letak terowongan ini berdekatan dengan Stasiun Mrawan. Memiliki pemandangan alam yang sangat indah. Sangat cocok untuk latar foto nan instagramable
Dibutuhkan cukup tenaga dan nyali menuruni jalan setapak menuju titik terdekat pintu barat Terowongan Mrawan. Tetapi, perjuangan yang tidak seberapa berat akan terbayar lunas dengan spot foto unik dan mengesankan khas zaman baheula.
Selepas berfoto ria di pintu masuk barat Terowongan Mrawan, penumpang akan disuguhi perjalanan mengesankan. Membelah Kampung Perkebunan Hindia Belanda di Gumitir.
Keasrian dan keaslian perkampungan yang terjaga sejak zaman penjajahan Hindia Belanda seakan membawa para penumpang ke zaman penjajahan. Rumah-rumah petak para pekerja, pabrik pengolahan kopi, dan rumah pejabat administratur perkebunan tetap dibiarkan bernuansa kekunoan. Sangat unik dan ikonik.
Deretan perkampungan berukuran kecil yang bentuknya hampir serupa menjadi saksi sejarah nasib para kuli zaman Hindia Belanda banyak dihiasi bunga. Menambah cantik dan asri. Belum lagi jembatan kereta api setinggi 50 meter di atas perkampungan, memberikan nuansa yang tidak mudah dilupakan.
Bersyukur saat menyusuri Kampung Perkebunan Gumitir ada kereta api melewati jembatan. Memberikan sensasi lebih wisata heritage. Mengenang kembali perjalanan sewaktu sering naik kereta api dari Probolinggo ke Banyuwangi atau sebaliknya.
Semoga beberapa hasil foto berbantu smartphone memberi kesan lebih bagi pembaca. Khususnya pencinta wisata alam dan wisata heritage.
Penasaran dengan sensasi naik kereta api mini empat roda, mendekati Terowongan Mrawan, dan menyusuri kampung perkebunan khas zaman Hindia Belanda nan ikonik? Silakan singgah di Rest Area Gumilir.
Baca Juga : Hati-hati Blank Spot Saat Mudik
Manfaatkan jasa kereta api mini yang ada di Rest Area Gumitir. Mas Rohman sebagai sopir sekaligus guide akan dengan senang hati menjawab rasa penasaran seputar sejarah Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Hindia Belanda di Gumitir.
Bahkan oleh sopir asal Pajarakan (Probolinggo) ini, penumpang diberi cukup waktu untuk mendekati pintu barat Terowongan Mrawan. Juga diberi kesempatan untuk berfoto ria di Rumah Dinas Administratur nan ikonik khas bangunan zaman Hindia Belanda yang tetap terjaga keasliannya.
Jangan khawatir, sopir dibantu asisten yang berjaga di depan kereta api mini. Siap sedia mengawal sopir maupun penumpang demi kenyamanan berwisata sembari mengenang sejarah zaman Hindia Belanda yang masih terjaga keasliannya hingga kini.
Referensi: 1, 2, 3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H