Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Lebih Dekat ke Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Hindia Belanda di Gumitir, Ini Caranya!

6 Mei 2022   08:26 Diperbarui: 6 Mei 2022   21:22 6038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta api mini roda empat, siap mengantar lebih dekat ke Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Gumitir. Sumber: Dokpri

Menyenangkan, mudik kali ini masih lancar jaya dari Probolinggo ke Banyuwangi. Lewat jalur alternatif Besuki, Arak-Arak, Sukowono, Kalisat, tembus Sempolan dan lanjut ke Banyuwangi.

Saat melewati kelokan naik turun Pegunungan Gumitir, tepatnya di titik lokasi Rest Area Gumitir, mata sempat melirik ikonik "Kursi Raksasa". Tepat di atas area parkir bawah Rest Area Gumitir.

Kursi Raksasa, ikonik Rest Area Gumitir. Sumber: Dokpri
Kursi Raksasa, ikonik Rest Area Gumitir. Sumber: Dokpri

Ada rasa dendam belum terbayar. Sebab sudah sering kali lewat. Sudah sering kali mendengar. Sudah sering kali membaca keunikan yang terdapat di Rest Area Gumitir.

Selain terdapat resto dan cafe, ada beberapa ikonik di Rest Area Gumitir. Terdapat juga Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Peninggalan Hindia Belanda yang masih terhampar asli di bawah lokasi Rest Area Gumitir.

Suasana cafe sangat ramai di Hari Raya Idul Fitri. Sumber: Dokpri
Suasana cafe sangat ramai di Hari Raya Idul Fitri. Sumber: Dokpri

Pelataran Gumitir dengan latar pemandangan alam nan eksotis. Sumber: Dokpri
Pelataran Gumitir dengan latar pemandangan alam nan eksotis. Sumber: Dokpri

Dendam yang harus bisa dilunasi dan sewaktu balik ke Probolinggo mampu terbayar. Sebab apa? Di Rest Area Gumitir terdapat kereta api mini roda empat yang mampu membawa penumpang lebih dekat ke Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Gumitir.

Gayung bersambut, sewaktu kaki menginjak Rest Area Gumitir, kereta api mini baru tiba dan menurunkan penumpang. Giliran penulis dan keluarga diikuti beberapa orang memanfaatkan jasa kereta api mini untuk menuruni perbukitan kebun kopi. Bergerak lambat dan hati-hati menuju Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Gumitir.  

Kereta api mini roda empat, siap mengantar lebih dekat ke Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Gumitir. Sumber: Dokpri
Kereta api mini roda empat, siap mengantar lebih dekat ke Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Gumitir. Sumber: Dokpri

Perjalanan pergi dan balik dari Rest Area ke Terowongan Mrawan dan menyusuri Kampung Perkebunan Zaman Belanda di Gumitir membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Waktu tempuh yang cukup lama menikmati wisata heritage (wisata sejarah).

Cukup dengan membayar tiket 30 ribu rupiah/orang, perjalanan terasa begitu mengesankan. Melewati jalan makadam menuruni perbukitan dengan pemandangan alam perkebunan kopi robusta yang menyejukkan dan memanjakan mata.

Sampai di titik paling dekat ke Terowongan Mrawan, kereta api mini berhenti dan memberi kesempatan penumpang untuk turun lebih dekat menuju pintu masuk barat Terowongan Mrawan.

Penumpang kereta api Jember-Banyuwangi atau sebaliknya pasti merasakan sensasi melewati jalur gelap ini. Merasakan raungan roda kereta api berbaur getaran rangkaian gerbong dan klakson yang seakan tak henti dibunyikan masinis.

Memiliki panjang 690 meter yang membelah perbukitan, Terowongan Mrawan dibangun tahun 1901-1902 dan selesai tahun 1910 oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api Hindia Belanda. Masih jelas tertulis di pintu masuk terowongan.

Pintu masuk barat Terowongan Mrawan. Tertulis angka pembangunan dari 1901-1902 dan 1910. Sumber: Dokpri 
Pintu masuk barat Terowongan Mrawan. Tertulis angka pembangunan dari 1901-1902 dan 1910. Sumber: Dokpri 

Letak terowongan ini berdekatan dengan Stasiun Mrawan. Memiliki pemandangan alam yang sangat indah. Sangat cocok untuk latar foto nan instagramable

Dibutuhkan cukup tenaga dan nyali menuruni jalan setapak menuju titik terdekat pintu barat Terowongan Mrawan. Tetapi, perjuangan yang tidak seberapa berat akan terbayar lunas dengan spot foto unik dan mengesankan khas zaman baheula.

Selepas berfoto ria di pintu masuk barat Terowongan Mrawan, penumpang akan disuguhi perjalanan mengesankan. Membelah Kampung Perkebunan Hindia Belanda di Gumitir.

Kereta api mini bersiap memasuki Kampung Perkebunan Gumitir peninggalan zaman Hindia Belanda. Sumber: Dokpri
Kereta api mini bersiap memasuki Kampung Perkebunan Gumitir peninggalan zaman Hindia Belanda. Sumber: Dokpri

Keasrian dan keaslian perkampungan yang terjaga sejak zaman penjajahan Hindia Belanda seakan membawa para penumpang ke zaman penjajahan. Rumah-rumah petak para pekerja, pabrik pengolahan kopi, dan rumah pejabat administratur perkebunan tetap dibiarkan bernuansa kekunoan. Sangat unik dan ikonik.

Deretan rumah petak para pekerja perkebunan kopi Gumitir. Masih terjaga khas zaman Hindia Belanda. Sumber: Dokpri
Deretan rumah petak para pekerja perkebunan kopi Gumitir. Masih terjaga khas zaman Hindia Belanda. Sumber: Dokpri

Deretan perkampungan berukuran kecil yang bentuknya hampir serupa menjadi saksi sejarah nasib para kuli zaman Hindia Belanda banyak dihiasi bunga. Menambah cantik dan asri. Belum lagi jembatan kereta api setinggi 50 meter di atas perkampungan, memberikan nuansa yang tidak mudah dilupakan.

Bersyukur saat menyusuri Kampung Perkebunan Gumitir ada kereta api melewati jembatan. Memberikan sensasi lebih wisata heritage. Mengenang kembali perjalanan sewaktu sering naik kereta api dari Probolinggo ke Banyuwangi atau sebaliknya.

Semoga beberapa hasil foto berbantu smartphone memberi kesan lebih bagi pembaca. Khususnya pencinta wisata alam dan wisata heritage.

Sisi lain kondisi Kampung Perkebunan Gumitir peninggalan zaman Hindia Belanda. Sumber: Dokpri 
Sisi lain kondisi Kampung Perkebunan Gumitir peninggalan zaman Hindia Belanda. Sumber: Dokpri 

Penasaran dengan sensasi naik kereta api mini empat roda, mendekati Terowongan Mrawan, dan menyusuri kampung perkebunan khas zaman Hindia Belanda nan ikonik? Silakan singgah di Rest Area Gumilir.

Baca Juga : Hati-hati Blank Spot Saat Mudik

Manfaatkan jasa kereta api mini yang ada di Rest Area Gumitir. Mas Rohman sebagai sopir sekaligus guide akan dengan senang hati menjawab rasa penasaran seputar sejarah Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Hindia Belanda di Gumitir.

Mas Rohman, sopir sekaligus guide nan ramah. Siap mengantar berwisata heritage ke Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Gumitir. Sumber: Dokpri
Mas Rohman, sopir sekaligus guide nan ramah. Siap mengantar berwisata heritage ke Terowongan Mrawan dan Kampung Perkebunan Gumitir. Sumber: Dokpri

Bahkan oleh sopir asal Pajarakan (Probolinggo) ini, penumpang diberi cukup waktu untuk mendekati pintu barat Terowongan Mrawan. Juga diberi kesempatan untuk berfoto ria di Rumah Dinas Administratur nan ikonik khas bangunan zaman Hindia Belanda yang tetap terjaga keasliannya.

Kantor administrasi Perkebunan Gumitir. Masih asli dari zaman Hindia Belanda, sangat instagramable. Sumber: Dokpri
Kantor administrasi Perkebunan Gumitir. Masih asli dari zaman Hindia Belanda, sangat instagramable. Sumber: Dokpri

Rumah Dinas Manager Perkebunan Gumitir, penumpang bisa turun dan berfoto ria. Sumber: Dokpri
Rumah Dinas Manager Perkebunan Gumitir, penumpang bisa turun dan berfoto ria. Sumber: Dokpri

Jangan khawatir, sopir dibantu asisten yang berjaga di depan kereta api mini. Siap sedia mengawal sopir maupun penumpang demi kenyamanan berwisata sembari mengenang sejarah zaman Hindia Belanda yang masih terjaga keasliannya hingga kini.

Referensi: 1, 2, 3


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun