Saat mancing dan main layangan sering ketemu ular. Ada ular hijau, ular piton sawah sebesar paha orang dewasa, ular kobra, sampai ular weling dan welang. Nah, aneh-aneh khan namanya?... Â
Di antara kenangan bertemu bermacam ular, pertemuan dengan ular berjenggot putih yang paling berkesan dan sampai kini membekas kuat di ingatan.
Begini kisahnya, suatu hari saat sore di bulan Ramadan, kami menuju kedung Sungai Takir. Seperti biasa, berenang dan salto cukup lama kami lakukan sembari ngabuburit.
Setelah matahari agak condong ke Barat, kami berniat pulang, saat itulah kami diserang ular yang cukup panjang. Ular ini meluncur deras dari atas tebing kedung Sungai Takir dan menerjang ke arah kami.
Untungnya terjangan ular dapat dihindari. Ular kami bunuh dengan lemparan batu bertubi-tubi.
Ular yang kami bunuh bentuknya aneh. Panjang sekitar lima meter tetapi badannya tidak seberapa gemuk seperti ular pithon. Lebih miris lagi, ular ini berjanggut putih dan mampu menatap tajam dengan melingkarkan tubuhnya.
Menurut kakek, kami sangat beruntung, sebab yang kami hadapi adalah ular lajing. Terjangan ular lajing dapat menembus tubuh mangsanya.
Masih menurut kakek, dahulu ular ini biasanya ditemukan di hutan. Menggantung di dahan pohon yang tinggi untuk dapat dengan cepat meluncur dan menembus tubuh mangsanya.
Itulah seputar kenangan Sungai Takir di masa kami masih anak-anak. Kenangan yang tak akan terlupa selama hayat dikandung badan.
Salam sehat dan tetap jaga keselamatan bersama.
 Â