”Emmm… dua minggu ini sebetulnya Chintya kesal sama anak baru”
”Lho… memangnya kenapa sayang? Seharusnya bersyukur dan senang punya teman baru”
”Tidaklah Ma. Teman aku itu sering dipuji sama Bapak dan Ibu Guru”
”Kalau sering dipuji, tentu ada sebabnya khan sayang...?”
”Iya… sih. Dia itu pintar Ma..., bahkan kata teman-teman, bahasa Inggrisnya lebih pintar dari Tya”
”Oh begitu. Terus …?”
”Khan bahaya Ma. Tya punya saingan berat tuh nantinya. Bisa-bisa Tya digeser jadi juara kelas” Jawab Chintya cemberut.
Papa dan Mama Chintya tersenyum. Mereka saling lirik. Kali ini Papa bicara.
”Jangan punya pikiran jelek. Nanti kecantikan Tya bisa berkurang”
”Ah... Papa. Mana mungkin orang yang sudah cantik bisa berkurang hanya dengan punya perasaan curiga sama teman?”
”Eit…!. Ukuran kecantikan seseorang bukan hanya dilihat dari penampilan wajah, sayang…., tapi juga dari tutur kata dan tingkah laku yang baik pada orang lain. Termasuk menilai baik seseorang. Apalagi teman yang baru dikenal. Iya khan Ma?” Tanya Papa sambil mengedipkan mata sebelah kiri ke Mama.