Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Pilu

28 Mei 2016   13:05 Diperbarui: 28 Mei 2016   13:31 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : pixabay.com

Bulan setengah mata yang menampak di atas pusara kegelapan

Digulung berjuta awan disembunyikan pekat malam

Sosok ringkih yang sedang menggigit kuku-kuku menipis

Menatap jendela kamar pengap tersisir bulir-bulir hujan meniba

Gelap selimut awan menggumpal membawa lakon pilu dua insan manusia

Seiring cemeti Sang Pencipta menggelegar memecah kegelapan

Yang ringkih terkesiap berlari ke hamparan pembelai lelap

Tangannya menggerayang menangkap pengganjal penegak badan

Malam masihlah melakonkan kepiluan yang digelapkan

Yang ringkih masihlah menatap jendela tak bertirai

Pisau-pisau langit berkelabat mencari tempat ketinggian

Menyambar pembusung dada penantang cemeti Sang Pencipta

Deru angin yang datang serentak menerpa bubungan

Menyuarakan tangisan penghuni kegelapan pengharap terang

Sosok ringkih membalik badan ke arah kanan

Tangannya menggerayang mencari sosok pelindungnya, tak lagi ada

Sosok ringkih kembali membalik badan bukan lagi ke kanan

Ke arah kiri ia membalik badan dan kembali tangannya menggerayang

Pada rahim yang tak lagi menghadirkan sosok saudara, ia bertanya

“Bunda…. Dimanakah ayah? Aku rindu dekapannya”

Sang Bunda hanya terdiam

Diantara sudut mata yang tak lagi bening

Menetes bulir-bulir hujan kepiluan, seraya berucap lirih

“Tidurlah anakku. Ayahmu telah tidur di pusara. Menunggu hujan do’a kita”

----28 Mei 2016----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun