Gelap malam semakin kelam. Seiring tiga bunyi tembakan. Dari ruang Sang Komandan. Terdengar satu tembakan. Pistol Sang Komandan menyalak sangar. DOR!… burung malampun terbang berhamburan.  Â
Â
Sang Komandan tegar berdiri. Memegang pistol dengan tangan bergetar. Dalam hati puisi ia lantunkan..
Â
Kau bukan adikku lagi
Yang dulu aku sayangi
Yang dulu aku lindungi
Dalam dekapan ibu sejatiÂ
Â
Demi Ibu Pertiwi
Kutembak mati saudara sendiri
Berlagak Kompenian sejati
Lupa harga diri
Menjadi pengkhianat negeri
Persada yang kubela sampai mati
Di sini…
Â
Probolinggo, 12 Maret 2016
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!