Literasi sosial sendiri merupakan serangkaian proses belajar dan pengembangan terhadap pengetahuan sosial untuk memahami dan menafsirkan berbagai permasalahan sosial dalam kehidupan (Arthur & Davison, 2000).Â
Ini berkaitan dengan bagaimana seorang mahasiswa dapat melihat dan menginterpretasikan permasalahan yang ada di masyarakat serta memberikan solusi.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Adhitiya Prasta di Kota Surabaya pada tahun 2023, menunjukkan bahwa hanya ada sekitar 40% mahasiswa yang memiliki literasi sosial yang kuat.Â
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak memiliki pemahaman yang mendalam terhadap konteks sosial, budaya, dan politik di sekitarnya. Ini menghambat mereka dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di masyarakat dan mencari solusi yang relevan.Â
Padahal, pemahaman yang baik terhadap permasalahan sosial adalah langkah awal dalam merancang kebijakan atau program yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya akan membawa perubahan baik sebagai proses menuju Indonesia Emas 2045.
Akselerator Indonesia Emas 2045
Menurunnya kemampuan berpikir kritis dan literasi sosial di kalangan mahasiswa memiliki implikasi serius terhadap peran mereka sebagai akselerator Indonesia Emas 2045.Â
Mahasiswa adalah agen perubahan yang diharapkan dapat membawa inovasi dan solusi kreatif untuk berbagai tantangan yang dihadapi bangsa. Namun, jika mereka tidak mampu berpikir kritis dan kurang memiliki literasi sosial, maka peran strategis ini bisa terganggu.
Tanpa kemampuan ini, mahasiswa cenderung hanya menerima informasi apa adanya tanpa mengajukan pertanyaan atau mencari alternatif lain. Hal ini mengurangi potensi mereka untuk menciptakan ide-ide baru yang bisa membawa perubahan positif bagi masyarakat.Â
Ketergantungan pada chatbot AI seperti ChatGPT cenderung mengurangi interaksi mereka dengan sumber-sumber pembelajaran yang kredibel dan berkualitas.Â
Penelitian akademis membutuhkan ketelitian dan verifikasi yang sering kali tidak dapat dipenuhi hanya dengan mengandalkan chatbot.Â
Kualitas penelitian yang menurun akan berdampak pada keluaran akademik yang tidak lagi bisa diandalkan untuk memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.