ill - www.bild.de
: hari ini masih ada bergantang-gantang darah yang tersiram-siram, di sanaÂ
mestikah kuaminkan lalu mengulang-ulang rapalan mantra-mantra anti kehidupan seperti yang seringkali kudengar dari nyanyi-nyanyi perih anak-anak itu di padang-padang kering dan memerah?
: di sana, masih sering pula terlihat tarian purba yang menari-nari di gurun-gurun pertaruhan hidup
serasa, ingin merawe-rawe rantas memalang-malang putung penggeram yang mengeram di sepotong tanah pilu yang tak bertuan; di antara generasi yang sengaja akan dihilangkan
: adakah saksi? siapa yang mau jadi penyaksi? siapakah yang mau bersaksi?
di tanah ini tidak perlu saksi, sodara! kerana, saksi adalah pelaku-pelaku yang mengangkat tangannya tinggi-tinggi di atas awang-uwungnya
saksi-saksi yang mempertunjukkan kekuasaan syahwatnya yang bersendawa di antara tajamnya bayonet dan senjata pemusnah massal; senjata yang bersemayam di dalam dada yang penuh dendam tanpa alasan yang jelas; sebab, mereka adalah saksi-saksi yang mendogmakan genosida
: di sana hari ini ada bapak ibu kehilangan anak-anaknya; ada anak-anak kehilangan bapak ibunya, entah esok
"holokaus! holokaus!"
adalah ayat pembuka dari sebuah kitab bangsa bar-bar; kitab yang mengajarkan kepada penganutnya hanya dengan satu bait, "perang!"
ya, perang! adalah ayat paling suci bagi sebuah bangsa yang peradabannya sangat menghalalkan pencabutan nyawa dan hak-hak hidup sesama; nyawa yang tak lebih mahal dari sebutir peluru
: "ratakan dengan tanah padang pasir itu!" sabda sang tuan pemusnah
dan; senapan-senapan semakin sering menyalak tanpa henti; sebagaimana lolongan srigala-srigala yang haus darah yang menari-nari di padang-padang perburuan; di tanah bertuan yang dianggap tak bertuan
di tanah yang semakin sulit membedakan antara makhluk yang memiliki akal dan yang telah kehilangan akal sehatnya
inilah sepenggal kisah dari dunia yang sepotong; dunia yang terpotong-potong oleh pemotong tali rahim antara anak dan ibunya, antara bapak dan bayi-bayinya yang menyusu di antara asap-asap mesiu
disinilah kisah dunia empat persegi berawal dan mungkin akan berakhir; dunia yang hidup matinya diatur oleh aturan-aturan atas nama sepetak tanah warisan kebudayaan tua yang bercerita tentang hak atas kepemilikan
: aleppo, sesungguhnya selalu kuingin bertanya padamu; pernahkah ada kehidupan seperti ini pada jilid-jilid sebelumnya di tanahmu?
â– sumur serambi sentul, 09/05/2016 â–
■©2016-arrie boediman la ede â–
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H