Mohon tunggu...
Array Nuur
Array Nuur Mohon Tunggu... -

krusuk-krusuk... pletuukkk... ketimprang..... bledugg.... jedoorrrr.... hapooowww.... cleebbb.... deziiiigggg... deziiiiggg..... tuuuuuuiiiiiingggg... duaaarrr.... 2654042D

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rindu itu Koma: Kisah Kecil Epilepsi #Stadium 2 - Tiga Puluh

28 Agustus 2013   01:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:43 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Mang Kardun umurnya berapa?" Bocah itu masih tak menggubris Tarya, terlalu asyik menikmati jambu biji dengan lahapnya.

Tarya menatap lekat wajah Koma. Dia mendapati roman muka Koma nampak normal, seperti biasanya anak-anak. Sampai di sini Tarya tahu, keajaiban pendengaran bocah itu sudah berhenti berfungsi. Dan, nah itu dia, tak disadarinya, ternyata Tarya sudah berhasil membuka harta karun itu. Secara tak disengaja, Tarya sudah mendapatkan tombol kendali perubahan untuk memunculkan keajaiban Koma. Cara untuk menyalakan tombol kendali itu adalah dengan menggosok-gosok jambu biji besar berwana putih kekuningan -persis seperti menggosok lampu wasiat Aladin untuk mengeluarkan jin yang dapat mengabulkan permintaan dengan kesaktiannya. Sedangkan ketika dia merekahkan jambu biji hingga terbelah dengan tangannya, adalah cara untuk mematikan tombol kendali itu. Ternyata sesederhana itu, tombol kendali itu hanya sebutir jambu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun